Mohon tunggu...
Diva Syafa
Diva Syafa Mohon Tunggu... Tutor - Tutor Qanda

Saya suka meluapkan perasaan saya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Terhalang Batu Nisan

16 Agustus 2023   11:46 Diperbarui: 16 Agustus 2023   11:53 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dua hari dan akhirnya Reihan sadar juga. Senyum terbit kembali di wajahku dan aku pun segera menjenguknya ke dalam setelah orangtuanya. Reihan kelihatan pucat dan aku sedih melihat kondisinya. Tak terasa, cairan bening itu jatuh di kedua pipiku. Reihan mengusap cairan bening itu dan membujukku. Ada satu pesan Reihan yang membuatku sedih, Reihan pesan kepadaku untuk selalu bahagia dan menjaga kedua orangtuanya jikalau dia nggak ada nanti. Reihan juga berpesan agar aku harus terus melanjutkan kehidupanku meskipun tanpa ada dirinya disisiku.

Selesai Reihan bicara kepadaku, tiba-tiba Reihan drop dan aku pun memanggil0 Dokter. Aku pun disuruh keluar karena Dokter akan memeriksa kembali keadaan Reihan. Lama kami menunggu, hingga akhirnya Dokter keluar dari ruangan itu dengan keadaan lesu.

"Bapak, Ibu, maaf, saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkendak lain. Reihan kondisinya terus melemah dan tidak bisa tertolong!" ucap Dokter kepada Mama dan Papa Reihan.

"Tidak....!" ucap Mama Reihan singkat seraya berlari menuju ruangan Reihan.

"Tenang, Ma!" ucap Papa Reihan singkat seraya berlari mengejar Mama Reihan.

Aku pun duduk tersungkur di lantai rumah sakit. Tangisku pecah mendengar kabar dari Dokter. Ternyata pesan dari Reihan adalah pesan terakhir yang dia ucapkan sebelum dia meninggal. Selamat jalan kekasihku, terimakasih untuk semuanya. Namamu akan tetap terkenang di hatiku, meskipun nanti aku menemukan penggantimu. Aku bermonolog dalam hati.

Di rumah sakit, jenazah Reihan dimandikan terlebih dahulu. Setelah itu, baru kemudian dishalatkan di masjid dan dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya. Reihan, aku akan tetap mencintaimu, meskipun cinta kita terhalang oleh batu nisan. Terimakasih sudah menjadi sahabat sekaligus kekasih terbaik buatku. Kamu akan selalu ada didalam hatiku dan aku berjanji akan menyempatkan datang kesini untuk menjengukmu.
~END

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun