Mohon tunggu...
Diva Syafa
Diva Syafa Mohon Tunggu... Tutor - Tutor Qanda

Saya suka meluapkan perasaan saya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Terhalang Batu Nisan

16 Agustus 2023   11:46 Diperbarui: 16 Agustus 2023   11:53 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pexels.com/Pixabay

"Aku tau, kamu pasti tidak akan bisa menerimaku karena menganggapku sahabat, tidak lebih kan!" ucap Reihan dengan nada kecewa kepadaku.

"Reihan, maaf aku nggak bisa menolakmu karena aku mempunyai perasaan yang sama sepertimu!" ucapku. seraya tertawa renyah kepada Reihan.

"Nakal ya kamu!" ucap Reihan seraya memelukku dan akupun juga membalas pelukannya.

Saat ini aku sudah jadian bersama sahabatku sendiri, bisa dikatakan sahabat jadi cinta. Dunia terasa indah dan kami selalu menghabiskan waktu bersama. Waktu Maghrib pun tiba, kami bergegas untuk segera sampai rumah agar tidak diomelin orangtua kami. Dugaan kami benar, sudah sampai rumah, kami kena omel dan ceramah panjang dari orangtua kami. Kami pun minta maaf berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Akhirnya orangtua kami memaafkan kami.
***
Keesokan harinya jadwal kuliah kami sama hanya sampai waktu Zuhur saja. Sepulang ngampus, kami berencana nonton film horor di bioskop karena dari trailernya filmnya itu viral dan kelihatannya kami suka. Kami pun tancap gas menggunakan kendaraan roda dua milik Reihan kekasihku. Sesampainya disana, tiba-tiba Reihan merasa pusing dan hidungnya berdarah hingga ia tak sadarkan diri. Aku panik, lalu aku bersama petugas di bioskop mengangkat Reihan ke ambulance menuju rumah sakit.

Sepanjang perjalanan, aku menangis dan menyebut terus nama Reihan. Perawat disana mencoba menenangkanku. Setelah aku agak sedikit tenang, aku pun menghubungi orangtua Reihan dan mereka akan segera menuju rumah sakit.  Aku pun berdoa dalam hati, semoga Reihan tidak kenapa-napa, hanya kecapekan saja.

Sesampainya di rumah sakit, Dokter langsung memeriksa keadaan Reihan dan aku pun disuruh menunggu di luar ruangan. Beberapa menit kemudian, orangtuanya Reihan menghampiriku dan menanyakan gimana kejadiannya hingga Reihan sampai masuk rumah sakit. Aku pun menceritakan semuanya kepada orangtuanya Reihan. Dokter pun keluar dan berbicara dengan kedua orangtuanya Reihan.

"Dok, gimana keadaan anak saya?" tanya Mama Reihan kepada Dokter.
"Anak Ibu kanker darahnya kambuh lagi dan kanker ini menyebabkan Reihan harus dirawat dulu disini. Biasanya Reihan kesini sendiri untuk kontrol penyakitnya!" ucap Dokter kepada Mama Reihan.

"Kanker darah, Dok? Saya tidak tau Reihan terkena kanker darah dan sering kontrol kesini. Sudah berapa lama Reihan kontrol kesini, Dok?" tanya Mama Reihan kepada Dokter.

"Jadi, Reihan tidak pernah memberitahu orangtua Bapak atau Ibu. Sudah 6 bulan belakangan ini, Bu. Ibu sekarang kondisi Reihan lagi lemah dan Reihan umurnya tidak akan lama lagi karena Reihan mengidap kanker darah stadium 4!" ucap Dokter kepada Mama Reihan.

"Ma, sabar Ma. Kita berdoa supaya Reihan bisa segera sembuh!" ucap Papa Reihan kepada Mama Reihan seraya menenangkannya.

Mama dan Papa Reihan pun menjenguk Reihan ke dalam ruangan. Tak tega lihat Reihan dalam kondisi lemah tak berdaya gini ditambah lagi Reihan menyembunyikan semua ini dari kami. Tidak seorang pun yang Reihan beri tahu soal penyakitnya. Dunia terasa suram melihat kenyataan ini dan aku ingin Reihan segera sembuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun