Mohon tunggu...
Diva Syafa
Diva Syafa Mohon Tunggu... Tutor - Tutor Qanda

Saya suka meluapkan perasaan saya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Inginku

31 Juli 2023   21:42 Diperbarui: 31 Juli 2023   21:47 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, Bu, salam kenal ya. Nama saya Ranti, suami saya namanya Agus, dan anak laki-laki semata wayang saya yang berumur 10 tahun, namanya Nino!" ucap Ibu paruh baya yang bernama Ranti kepada kami.

"Salam kenal Bu Ranti, Pak Agus, dan Nak Nino. Saya Bi Tina, asisten rumah tangganya Non Keisya yang berada disamping saya!" ucap Bi Tina kepada mereka.

"Hai Bi Tina dan Keisya!" ucap mereka nyaris serempak.

"Hai Bu Ranti, Pak Agus, dan Nino. Ternyata kita seumuran ya, Nino!" ucapku seraya tersenyum sumringah kepada mereka.

Aku nggak nyangka jika mereka sudah tau dari gerak gerikku kalau aku tidak bisa melihat dan mereka menerimaku apa adanya. Bahkan Nino mau bermain bersama orang buta sepertiku. Nino ngerti dengan apa yang aku rasakan karena Nino bercerita kepadaku kalau dia pernah kecelakaan dan menyebabkan kebutaan. Nino bisa melihat dengan normal kembali karena ada orang meninggal dunia saat itu dan mau mendonorkan matanya ke Nino.

Semakin hari aku dan Nino semakin dekat. Nino yang bersekolah di sekolah biasa dan aku yang bersekolah di sekolah khusus tunanetra tidak membuat Nino malu berteman denganku. Banyak yang mengejek Nino supaya jangan berteman denganku karena aku buta. Tapi, Nino tidak menghiraukannya.

"Eh, Nino kok kamu temanan sama si buta itu. Mending kamu main sama kita, mau main apa sama orang buta!" ucap Tania yang dianggukkan oleh teman-temannya kepadaku.

"Aku temenan sama Keisya karena dia orang baik, nggak kayak kalian yang bisa menghina orang lain!" ucap Nino kepada mereka.

"Uhh, dasar Nino cemen. Yuk kita main ke taman, bisa-bisa mata kita jadi buram kalau dekat-dekat sama orang buta ini!" ucap mereka kepada kami.

"Keisya, kamu yang sabar ya. Aku disini akan selalu membelamu!" ucap Nino kepadaku.

"Terimakasih sudah menjadi temanku Nino. Kebutaanku ini bukan inginku, bukan juga keinginan orangtuaku, tapi kehendak Allah!" ucapku seraya tersenyum sumringah kepada Nino.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun