Mohon tunggu...
Diva Syafa
Diva Syafa Mohon Tunggu... Tutor - Tutor Qanda

Saya suka meluapkan perasaan saya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta di KKN

19 Juni 2023   19:26 Diperbarui: 13 Mei 2024   16:07 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tila, aku mau ngomong sama kamu!" ucap Riki kepadaku.

"Ngomong aja, tiap hari kan ngobrol terus. Kok wajahnya serius amat!" ucapku kepada Riki.

"Kita kan udah lama temenan. Tiap hari bareng terus. Kamu selalu ada disaat suka dan duka. Awalnya biasa aja, tapi makin hari makin nyaman sama kamu. Aku jatuh cinta sama kamu pada pandangan pertama. Maaf aku baru jujur sekarang, soalnya teman-teman pada ngeledekin kita. Tapi makin hari, dadaku sesak dan ingin mengutarakannya. Baru hari ini aku berani menyatakannya. Tila mau nggak jadi pacar Riki?" tanya Riki kepadaku.

"Hah, jadi selama ini kamu ada perasaan sama aku Riki? Aku juga suka dan jatuh cinta pada pandangan pertama padamu, tapi aku nggak mau pacaran. Jika ingin menjalin hubungan serius denganku, datang ke rumah orangtuaku tapi beberapa tahun lagi karena dikamusku tidak ada pacaran. Maaf ya Riki, aku tidak bermaksud menolakmu karena cowok sejati tidak akan meminta cewek yang dicintainya pacaran. Jika bisa menunggu, maka kamu adalah pria sejati. Jika tidak, mungkin kita belum jodoh" ucapku kepada Riki.

"Oke Tila, aku paham karena kamu pernah curhat samaku masalah itu. Tapi kita masih bisa temenankan?" ucap Riki kepadaku.

"Bisa kok Riki. Kita memang teman sejak awal KKN dan sampai kapanpun kamu akan jadi temanku!" ucapku kepada Riki.

"Hmmm jadi suka sama suka nih ceritanya!" ucap teman-temanku nyaris serempak.

Kami pun tertunduk malu dengan ucapan mereka semua. Setelah Riki menembakku awalnya biasa saja, tapi beberapa hari setelahnya dia menjauh dariku. Tidak tau apa sebabnya. Biasanya selalu curhat kepadaku, sekarang tidak. Apa salahku? Apa karena aku tidak mau menjadi pacarnya. Tapi waktu Riki sudah mengerti, aku tak tau apa penyebabnya.

"Riki tunggu, aku mau ngomong!" ucapku kepada Riki.

"Mau ngomong apa? Aku tidak punya banyak waktu!" ucap Riki kepadaku.

"Riki, aku ini temanmu. Masa ngomong sama teman sendiri nggak ada waktu!" ucapku kepada Riki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun