"Apaan sih Adi. Lagian cuma teman kok. Kalau sama Tila tu nyambung aja ngobrolnya, lagian kami seprovinsi, makanya kelihatan dekat banget!" ucap Riki kepada Adi.
"Cuma titip salam doang kan? Oke, aku jawab Waalaikumussalam. Lagian paling Abang tu cuma modus doang karena ada anak KKN disini!" ucapku kepada Adi.
"Wiih Abang tu nggak ingat umur ya. Kayak nggak ada yang seumuran aja. Lagian disini cewek nggak cuma Tila aja, masih aja embat geb, eh maksudnya temanku!" ucap Riki keceplosan.
"Cemburu bro? Sampai keceplosan gitu. Jadi benar kan suka sama Tila?" tanya Adi kepada Riki.
"E-enggak kok. Aku bilang gitu cuma buat ngelindungi temanku doang, nggak bermaksud apa-apa kok!" ucap Riki terbata-bata kepada Adi.
"Hmmm... lain di mulut lain di hati. Terserah sih bro, tapi jangan sampai nyesal nanti kalau udah jadi milik orang lain!" ucap Adi kepada Riki.
"Kalian ngelantur aja ngomongnya. Aku tutup kuping deh!" ucapku kepada Riki dan Adi.
"Susah ngomong sama cewek polos kayak kamu Tila!" ucap Adi kepadaku.
"Udahlah kami cuma teman, titik!" ucap Riki kepada Adi.
***
Sebulan kemudian, Riki ternyata memiliki perasaan yang sama kepadaku. Riki menyatakan perasaannya dihadapan teman-temanku. Aku shock karena kami menyimpan perasaan yang sama dan takut perteman rusak hanya karena cinta. Riki memilih waktu yang tepat mengutarakan perasaannya saat semuanya bersantai di posko.