Mohon tunggu...
Diva Syafa
Diva Syafa Mohon Tunggu... Tutor - Tutor Qanda

Saya suka meluapkan perasaan saya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salahkah Jika Ku Cupu

16 Juni 2023   18:30 Diperbarui: 11 Juli 2023   17:34 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aww, sakit. Reina apa salahku? Aku tidak pernah mengganggumu!" ucapku mengerang kesakitan akibat terjatuh didorong Reina.

"Salah lo banyak cupu. Lo itu sok baik, sok cari muka depan guru, satu lagi lo itu cupu! Cupu gak level temenan sama kita, ya kan girls?" ucap Reina menatapku geram.

"Iya betul girls, lo itu cupu. Sekali cupu ya tetap cupu!" ucap genknya Reina nyaris serempak.

"Salahkah jika ku cupu Reina? Kamu salah sangka padaku Reina, aku manusia biasa yang cuma ingin membahagiakan orangtuaku dengan belajar yang rajin agar menjadi juara kelas. Cuma itu yang bisaku berikan pada mereka!" ucapku mengeluarkan air bening dimataku.

"Dasar cupu. Lo itu selalu ngambil apa yang jadi hakku, mulai dari perhatian guru dan cari muka depan papaku. Mending lo pindah sekolah aja deh, jika lo masih ingin hidup!" ucap Reina seraya memegang daguku keras dan melepaskan begitu saja.

Lagi-lagi Bu Dina melihatku dibully Reina and the genk. Bu Dina geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka. Aku pun dibawa ke UKS sama Buk Dina dan diobati disana. Reina and the genk juga ngikut dibelakang. Setelah itu, aku dan mereka disuruh Buk Dina menghadap ruangan kepala sekolah. Buk Dina menceritakan kejadian yang barusan aku alami.

"Reina, Keisya, Lidya, kalian apa-apaan ini. Sikap kalian tidak mencerminkan seorang pelajar yang baik. Ternyata skorsing tidak cukup menyadarkan kalian. Saya akan berunding dengan guru-guru selama 30 menit tentang tindakan apa yang harus diambil terkait masalah ini!" ucap Pak Indra menatap tajam mereka.

"Tapi Pak, Reina cuma nggak mau dia ambil apa yang jadi hak Reina. Dia sudah ambil semuanya dari Reina, termasuk perhatian Papa dan juara kelas. Reina iri dengan apa yang dimilikinya sekarang Pak!" ucap Reina menangis tersedu-sedu.

Aku terdiam mendengar perkataan Reina. Jadi, selama ini dia iri denganku. Padahal, aku tak pernah mengambil apa yang menjadi haknya. Dia sendiri yang merasa begitu, apa dia pikir dengan membullyku semuanya akan menjadi miliknya.

Setengah jam kemudian.

Akhirnya keputusan guru sudah bulat untuk memindahkan Reina and the genk ke kelas lain. Mereka menerimanya karena jika mereka membantah, mereka akan dikeluarkan dari sekolah ini. Jika kejadian ini terulang kembali, maka mereka benar-benar disuruh angkat kaki dari sekolah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun