Mendengar jawaban dariku membuat Reina and the genk naik pitam. Mereka mendorongku hingga terjatuh ke lantai.
"Reina hentikan semua ini. Kamu ikut saya ke ruangan kepala sekolah. Kamu juga Keisya, Lidya, dan Sinta!" ucap Bu Dina selaku guru BK di sekolahku.
"I-iya Buk!" ucap Reina and the genk nyaris serempak.
"Baik Buk!" ucapku seraya berjalan menuju ruangan kepala sekolah.
Kami pun berjalan ke ruangan kepala sekolah. Ternyata Pak Indra selaku kepala sekolah sedang melihat kami dipintu masuk ruangannya. Buk Dina menceritakan semuanya kepada kepala sekolah tentang masalahku dengan Reina and the genk.
"Saya nggak nyangka kamu sangat jahat Reina. Jadi selama ini kamu sangat berkuasa atas harta papamu. Saya akan telpon papamu dan menceritakan kejadian ini!" ucap Pak Indra menatap tajam Reina.
"Ja-jangan Pak. Reina takut dimarahi Papa. Please, Pak!" ucap Reina memohon kepada Pak Indra.
"Tapi sikap kamu ke Sinta sangat keterlaluan. Ini termasuk tindakan bullying Reina. Jadi, saya harus bicara sama papa kamu, titik!" ucap Pak Indra dengan penuh penekanan.
Reina and the genk terdiam. Mereka tak bisa membantah perkataan Pak Indra lagi. Akhirnya Pak Indra menghubungi papanya Reina dan menceritakan semua kejadian tadi. Papanya Reina shock dan akan menerima hukuman apapun yang akan diambil sekolah. Reina diskorsing selama seminggu dan sebelum itu mereka harus membersihkan toilet sekolah dulu. Reina and the genk meminta maaf kepadaku dihadapan Buk Dina dan Pak Indra, tapi perasaanku mereka hanya terpaksa.
***
Seminggu kemudian Reina and the genk masuk sekolah lagi seperti biasa. Aku takut mereka dendam kepadaku karena mereka dihukum selama seminggu. Pada jam istirahat, peristiwa tidak mengenakkan pun terjadi kembali. Reina kembali mendorongku hingga terjatuh ke lantai sekolah dan menjambak rambutku.