Toko buku di Indonesia pun banyak yang akhirnya gulung tikar karena sepi pembeli. Beberapa toko buku legendaris seperti Toko Buku Gunung Agung, Books and Beyond, dan Togamas menutup permanen seluruh toko mereka di Indonesia. Penutupan toko buku yang agak masif ini mempersempit lagi akses untuk menumbuhkan minat generasi muda dalam membaca buku.
Generasi muda saat ini dihadapi tantangan akan kemungkinan semakin memburuknya minat membaca di Indonesia. Remaja saat ini lebih gemar bermain game atau aktif dalam sosial media ketimbang membaca buku.Â
Handphone dan internet merupakan hal esensial bagi mereka. Menjadikan buku hal yang esensial dalam kehidupan generasi sekarang merupakan tantangan besar. Buku harus dapat menyelinap dalam generasi muda.
E-book dapat menjadi salah satu cara buku menyelinap ke generasi muda. Buku elektronik atau e-book dapat dengan mudah diakses melalui gadget dan internet. Anak muda lebih suka memegang handphone ketimbang buku fisik.Â
Adanya e-book dapat menghadirkan tampilan baru yang lebih relevan untuk generasi sekarang yang lebih familiar dengan teknologi. Dibandingkan buku yang lebih besar dan berat, handphone jauh lebih ringan dan praktis untuk dibawa kemana-mana sehingga dapat mempermudah untuk membaca buku dimanapun dan kapanpun.
Selain teknologi, generasi muda juga identik dengan nongkrong. Banyak cafe atau tempat makan yang ramai dipenuhi anak muda. Mereka banyak menghabiskan waktu di cafe untuk duduk berbincang sembari menikmati makanan atau minuman yang mereka beli.Â
Cafe yang menjadi tempat familiar untuk anak muda, dapat dimodifikasi menjadi book cafe. Book cafe adalah cafe dengan konsep seperti perpustakaan dimana mereka menyediakan buku-buku untuk dibaca pengunjung.
Salah satu cafe yang mengusung tema ini adalah Makan di Tebet yang berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan. Cafe ini menyediakan banyak sekali buku yang dapat dibaca oleh pengunjung sembari menyantap pesanan mereka.
Menggabungkan buku dengan cafe bisa menjadi salah satu cara efektif untuk menumbuhkan minat membaca generasi muda. Mereka dapat nongkrong, makan atau minum, dan juga membaca di satu tempat yang sama.
Pembangunan perpustakaan yang nyaman juga haruslah merata dan mudah untuk diakses. Perpustakaan yang nyaman dan mudah diakses dapat mendatangkan anak muda untuk mengunjungi perpustakaan.Â