Budaya tertentu menekankan pentingnya pencapaian dan pengakuan dari orang lain sebagai ukuran nilai diri. Sebuah penelitian oleh Cheng et al. (2018) menunjukkan bahwa budaya kolektivis sering kali memengaruhi individu untuk menilai dirinya berdasarkan kontribusi sosial, yang dapat mengarah pada rasa tidak cukup baik jika ekspektasi tersebut tidak tercapai. Â
Bagaimana Mengatasi Dilema Ini?
1. Berlatih Self-Compassion Â
Menurut Neff (2003), self-compassion atau kasih sayang terhadap diri sendiri membantu mengurangi kritik internal yang berlebihan. Hal ini mencakup penerimaan atas kesalahan dan mengakui bahwa ketidaksempurnaan adalah bagian dari kemanusiaan. Â
2. Kurangi Membandingkan Diri Â
Menyadari bahwa perbandingan sosial sering kali tidak realistis dapat membantu kita fokus pada perjalanan pribadi. Festinger (1954), dalam Social Comparison Theory, menyarankan bahwa membandingkan diri ke arah yang lebih sehat (seperti membandingkan dengan versi diri sebelumnya) lebih bermanfaat untuk pengembangan diri. Â
3. Kenali Diri Sendiri Â
Refleksi dan pengenalan diri melalui jurnal atau terapi dapat membantu mengidentifikasi nilai-nilai personal dan menetapkan tujuan yang lebih sesuai dengan diri sendiri. Brown & Ryan (2003) dalam penelitian tentang mindfulness menyarankan bahwa kesadaran penuh dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri. Â
4. Hargai Kemajuan Kecil Â
Menurut Bandura (1997), konsep self-efficacy atau keyakinan akan kemampuan diri memainkan peran besar dalam meningkatkan self-esteem. Mengapresiasi kemajuan kecil dapat memperkuat rasa percaya diri. Â
5. Cari Dukungan Â