Mohon tunggu...
Diva Nurlaili
Diva Nurlaili Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pariwisata, Universitas Gadjah Mada

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata: Sungai Mudal, Kulon Progo, Yogyakarta

6 Desember 2022   14:46 Diperbarui: 6 Desember 2022   14:56 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak dampak negatif terhadap sektor pariwisata karena banyak destinasi wisata yang tutup dan tidak dapat beroperasi seperti biasanya Sebagai warga negara yang peduli pada kesehatan diri sendiri maupun orang lain, kita membatasi aktivitas yang dilakukan di luar rumah karena mematuhi himbauan dari pemerintah. Dengan adanya himbauan tersebut, tentu saja banyak yang merasa bosan karena selama adanya pandemi tidak pergi untuk liburan dan hanya menghabiskan waktu luang di rumah. Susunan kebiasaan baru dapat menjadi alternatif kehidupan pada masa depan yang harus didasari dengan menerapkan protokol kesehatan, hal tersebut menjadi jala terbaik untuk mengembalikan kondisi pada sektor pariwisata seperti semula.  

Pariwisata banyak mengalami penyebaran dan terbagi menjadi beberapa bagian, selain berkembang menjadi sektor industri kreatif, pariwisata mengalami pertumbuhan yang paling cepat diantara sektor ekonomi lainnya. Salah satu kegiatan alternatif dalam pariwisata berdasarkan pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat lokal adalah ekowisata.

Pengertian ekowisata yang pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990), Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata alam yang dilakukan dengan tujuan konservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Pada awalnya, ekowisata dilakukan oleh para pecinta alam yang ingin daerah tujuan wisata tetap utuh dan lestari, serta budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga. Namun ternyata bentuk ekowisata ini berkembang karena banyak digemari oleh wisatawan. Wisatawan ingin berkunjung ke area alam, yang dapat menciptakan kegiatan bisnis. Ekowisata adalah bentuk baru dari perjalanan bertanggungjawab ke area alami dan berpetualang yang dapat menciptakan industri pariwisata (Eplerwood, 1999). Melalui kedua definisi ini dapat dimengerti bahwa ekowisata di seluruh dunia telah berkembang dengan cepat. Bahkan pada beberapa wilayah berkembang terdapat suatu pemikiran baru yang berkait dengan pengertian ekowisata.

Jarak tempuh Ekowisata Sungai Mudal dari pusat Kota Yogyakarta (Dok. Google Maps)
Jarak tempuh Ekowisata Sungai Mudal dari pusat Kota Yogyakarta (Dok. Google Maps)

Sebelumnya saya ingin menyampaikan, ada salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi ketika sedang berada di Yogyakarta adalah Ekowisata Sungai Mudal. Ekowisata Sungai Mudal terletak di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak tempuh dari pusat Kota Yogyakarta yaitu sekitar 30 kilometer dengan waktu tempuh satu jam. Ekowisata Sungai Mudal terletak pada kawasan lindung geologi serta kawasan lindung sekitar air. Ekowisata Sungai Mudal berada di ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut (mdpl) tepatnya pada lereng Perbukitan Menoreh sebelah barat. Karena berada di tengah perbukitan, suasana di Ekowisata Sungai Mudal sangatlah sejuk. Pelaksanaan kegiatan wisata pada kawasan lindung mendapatkan izin dengan ketentuan untuk menjaga kelestarian lingkungan tersebut, selain itu pada pelaksanaannya tidak boleh merusak kualitas air serta ada ketentuan terkait kawasan lindung geologi.

Sungai ini dari mata air Mudal yang artinya keluar, dapat diartikan sebagai mata air yang mengeluarkan rejeki. Daya tarik Ekowisata Sungai Mudal adalah kejernihan airnya. Wisatawan dapat berenang pada tiga kolam alami yang ada, keindahan air terjun dan pohon-pohon yang rimbun membuat suasana menjadi tenang. Sungai Mudal berada di area seluas 2 hektar, dengan panjang jalur sekitar 200 meter. Meskipun memiliki jalur yang pendek, tetapi para wisatawan akan merasa tertantang karena harus menaiki banyak anak tangga untuk mencapai kolam air tertinggi. Jumlah pengunjung Sungai Mudal mengalami penurunan pada saat terjadi pandemi Covid-19, dari rata-rata perhari sekitar tiga ratus wisatawan, menjadi rata-rata seratus wisatawan dalam satu hari. Namun, pengelola optimis bahwa potensi Ekowisata Sungai Mudal kedepannya akan semakin populer pada pasca pandemi Covid-19, hal tersebut didukung oleh peresmian Yogyakarta International Airport pada Agustus 2020. Objek wisata ini berada di tengah-tengah jalur dari Yogyakarta International Airport menuju Candi Borobudur.

Kolam Sungai Mudal - Sumber : https://instagram.com/sungaimudal/
Kolam Sungai Mudal - Sumber : https://instagram.com/sungaimudal/

Pada awalnya, pengembangan potensi Ekowisata Sungai Mudal dilakukan oleh kelompok masyarakat sekitar yang memiliki inistiatif dan rasa peduli agar sumber mata air tetap terjaga dan memiliki daya tarik wisata. Lalu pada tahun 2015, kelompok masyarakat membuka akses jalan menuju Sungai Mudal serta pemmbuatan jembatan yang berbahan bambu untuk menambah daya tarik wisata.

Perlu diperhatikan kondisi pada Ekowisata Sungai Mudal untuk menerima beban sebanding dengan peningkatan jumlah pengunjung. Besarnya daya dukung pada kawasan tersebut dapat bermanfaat untuk meminimalisir potensi kerusakan lingkungan dan ekosistem pada Ekowisata Sungai Mudal. Jika peningkatan jumlah pengunjung tidak mengerti kesadaran lingkungan yang baik, maka akan mempengaruhi aspek lingkungan yang lain. Maka diperlukan upaya untuk melakukan pembatasan kunjungan, serta ketentuan pada kegiatan wisata agar kawasan Ekowisata Sungai Mudal tetap terjaga keasliannya. Konsep daya dukung kawasan berkaitan fisik pada suatu kawasan dalam menampung kapasitas maksimum pengunjung yang ada tanpa menimbulkan terjadinya gangguan pada kawasan wisata sehingga tetap terjaga kelestariannya (Yulianda, 2019). Pentingnya melakukan penentuan daya dukung kawasan pada suatu ekowisata yakni sebagai upaya pencegahan terjadinya kerusakan ekosistem dan juga keaslian pada suatu daerah tujuan wisata.

Potensi  yang  digunakan  dalam  pengembangan  Ekowisata  Sungai  Mudal  yaitu amenitas,  aksesbilitas,  atraksi  dan  dukungan  kelembagaan.  Amenitas, seperti  akomodasi,  rumah  makan,  fasilitas  Informasi,  sumber  air  bersih,  fasilitas penunjang,  fasilitas  kebersihan  dan  lokasi  parkir  kendaraan.  Aksesbilitas , seperti  moda  transportasi, pencapaian  lokasi,  lokasi  objek,  kondisi  jalan,  jaringan transportasi,  waktu  tempuh  dan  jumlah  jaringan  transportasi.  Atraksi, seperti  jangkauan  pasar,  media  promosi,  jumlah  kunjungan,  perjalanan  wisata,  daya tampung kawasan, keragaman atraksi wisata dan kondisi objek wisata. Serta kelembagaan, seperti  peran  masyarakat,  peran  pemerintah,  peran  swasta, pendanaan, sumberdaya manusia, daya dukung lingkungan dan pengelolaan.

Pengembangan kawasan desa wisata Sungai Mudal menerapkan konsep kemitraan bersama masyarakat, pemerintah, dan lainnya. Upaya pelestarian kawasan sungai dilakukan dengan kegiatan penghijauan, yaitu dengan menanam seribu batang pohon tanaman pala. Banyak fasilitas pendukung yang disediakan untuk dapat menjadikan kawasan ekowisata yang menarik bagi wisatawan seperti musala, rumah payung, serta kolam pemandian. Lalu bagi wisatawan yang menyukai camping dan ingin menikmati suasana alam juga disediakan lokasi khusus untuk camping. Kebun anggrek di kawasan ekowisata ini dapat menambah keindahan suasana dan dapat menjadi wisata edukasi bagi anak-anak untuk mengenal berbagai macam flora. Dalam pengembangan Ekowisata Sungai Mudal, PT PLN juga mengadakan program air bersih bagi 135 kepala keluarga dan membangun tempat ibadah.

Disamping beberapa keunggulan tersebut, Ekowisata Sungai Mudal juga memerlukan pembatasan jumlah wisatawan karena hal tersebut menjadi faktor penting keberhasilan membuka kembali objek wisata, terutama di kawasan wisata air. Terkait hal ini, sangat dibutuhkan koordinasi yang baik khusunya dari pemerintah terhadap para pelaku wisata yang sesuai dengan kebijakan. Jika dalam pengembangan ekowisata tidak berjalan sesuai dengan kebijakan, maka pada masa yang akan datang ekowisata tidak akan berjalan sesuai dengan konsep dan prinsip awalnya. Sebaiknya dalam pengembangan destinasi ekowisata, diperlukan kerja sama antara pengelola, pemangku kepentingan, dan juga masyarakat. Bantuan tersebut juga dapat berupa kebijakan dari kementrian serta petinggi lainnya yang dapat memberikan evaluasi pada perkembangan destinasi Ekowisata Sungai Mudal.

Keadaan ekowisata pada masa yang akan datang bergantung pada cara pengelolaan dan juga pengembangan destinasi ekowisata itu sendiri, jika semuanya berjalan dengan baik maka destinasi ekowisata tersebut akan menjadi lebih baik, dan jika terdapat masalah atau hambatan pada pengembangan destinasi ekowisata tersebut dapat menjadi sedikit lebih buruk  bahkan dapat menyebabkan kerusakan besar pada lingkungan aslinya.

Referensi 

Hardi, A. T. (2021). Potensi Ekowisata Sungai Mudal Kian Terang. Retrieved Desember 5, 2022, from https://mediaindonesia.com/nusantara/386440/potensi-ekowisata-sungai-mudal-kian-terang

Hifni, N. (n.d.). Ajak Warga Kembangkan Pariwisata. Retrieved Desember 5, 2022, from https://majalahpajak.net/ajak-warga-kembangkan-ekowisata/

Ningrum, D. P. (2021). TATA KELOLA KEBIASAAN BARU DI TAMAN SUNGAI MUDAL YOGYAKARTA. 11. doi:10.9744/scriptura.11.2.74-84

Romantiks, A. (2021). Ekowisata Taman Sungai Mudal, Daya Tarik Kulon Progo yang Wajib Dikunjungi Usai Pandemi. Retrieved Desember 5, 2022, from https://www.kompasiana.com/ardalenaromantikaromantika6041/5ff57d74d541df7ebe508702/ekowisata-taman-sungai-mudal-objek-wisata-yang-wajib-anda-kunjungi-usai-pandemi-covid

Wikan, A. (n.d.). Bermandikan Kesegaran Alami di Ekowisata Sungai Mudal, Yogyakarta. Retrieved Desember 5, 2022, from https://travel.kompas.com/read/2018/12/10/164213527/bermandikan-kesegaran-alami-di-ekowisata-sungai-mudal-yogyakarta?page=all

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun