Mohon tunggu...
Divanch
Divanch Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Gizi Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Kesehatan Balita dengan Pola Pemberian Makan yang Tepat

9 Oktober 2024   07:34 Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:37 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Pribadi

GIZI UNESA - Masalah gangguan makan pada balita kerap menjadi kekhawatiran para orang tua. Terutama ketika anak mengalami kesulitan makan seperti anoreksia atau Gerakan Tutup Mulut (GTM), di mana balita menolak makan dan berat badannya terus menurun. Kondisi ini tidak hanya mengganggu tumbuh kembang anak, tetapi juga bisa berakibat serius terhadap kesehatan. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan edukasi gizi yang tepat kepada orang tua, terutama ibu.

Di Puskesmas Candi, Kabupaten Sidoarjo, mahasiswi dari Program Studi S-1 Gizi Universitas Negeri Surabaya (UNESA), melaksanakan proyek edukasi dan pendampingan gizi bagi ibu-ibu yang memiliki balita dengan gangguan makan. Proyek ini merupakan bagian dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) Gizi Masyarakat yang bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu tentang pola makan balita dan cara mengatasi masalah GTM. 

Pentingnya Penerapan Pola Pemberian Makan yang Tepat

Balita yang mengalami gangguan makan, terutama anoreksia, sering kali kekurangan asupan gizi yang sangat penting. Akibatnya, pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif mereka bisa terganggu. Oleh karena itu, penerapan pola makan yang tepat menjadi sangat penting, terutama dalam hal variasi makanan, pola makan yang teratur, dan suasana makan yang menyenangkan.

Sumber : Media Ajar Pendidikan Gizi 
Sumber : Media Ajar Pendidikan Gizi 

Dalam studi yang dilakukan di Puskesmas Candi, ditemukan bahwa sekitar 35% balita yang datang ke poli gizi selama bulan Januari hingga Agustus 2024 mengalami anoreksia/gangguan makan. Gangguan ini sering disebabkan oleh penolakan anak terhadap makanan yang monoton dan tidak menarik dalam pemberian makanan sehari-hari. Maka, penting bagi para ibu untuk mengetahui pola pemberian makan makan yang lebih bervariasi dan menarik bagi anak-anak mereka.

Hasil Intervensi Gizi: Peningkatan Pengetahuan dan Perubahan Sikap

Proyek edukasi ini dilaksanakan kepada tiga ibu yang memiliki balita dengan anoreksia. Sebelum edukasi dilakukan, para ibu diberikan pre-test untuk menilai tingkat pengetahuan awal mereka tentang masalah gizi balita. Setelah menerima edukasi dan pendampingan, didapati pengetahuan mereka meningkat secara signifikan.

Hasil ini menunjukkan bahwa edukasi gizi yang diberikan mampu meningkatkan pemahaman ibu tentang pentingnya pemberian makanan yang baik untuk balita. Tidak hanya itu, perubahan sikap ibu juga terlihat dalam cara mereka menangani masalah GTM pada anak-anak mereka. Setelah intervensi, para ibu menjadi lebih proaktif dalam menciptakan variasi makanan dan berusaha menciptakan suasana makan yang menyenangkan bagi anak-anak mereka.


Tantangan dalam Penerapan Pola Makan Sehat

Meskipun pengetahuan ibu meningkat, masih ada tantangan dalam penerapan pola makan yang tepat bagi balita. Salah satu tantangan utamanya adalah waktu yang terbatas. Banyak ibu yang bekerja sehingga harus menitipkan anak-anak mereka kepada nenek atau saudara, membuat mereka tidak bisa memantau langsung pola pemberian makan anak.

Selain itu, meskipun ada peningkatan dalam pola makan balita, asupan gizi harian mereka belum optimal. Penilaian dengan menggunakan formulir SQ-FFQ dan 24-hour food recall menunjukkan bahwa rata-rata asupan gizi balita belum memenuhi 50% dari kebutuhan harian. Hal ini menandakan bahwa ibu-ibu masih perlu konsistensi dalam menerapkan pola pemberian makan yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak.

Sumber : Media Ajar Pendidikan Gizi
Sumber : Media Ajar Pendidikan Gizi

Bagaimana Orang Tua Bisa Membantu Anak Makan Lebih Baik?

Untuk membantu anak-anak balita makan dengan lebih baik dan menghindari gangguan makan seperti anoreksia, orang tua dapat menerapkan beberapa langkah sederhana namun efektif:

  1. Berikan variasi makanan: Sajikan makanan dengan bentuk, warna, dan rasa yang menarik untuk anak. Ini dapat meningkatkan minat anak terhadap makanan.
  2. Tetapkan jadwal makan yang teratur: Dengan jadwal yang teratur, anak akan terbiasa dengan waktu makan dan dapat mengenali rasa lapar serta kenyang.
  3. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan: Hindari memaksa anak untuk makan. Cobalah untuk membuat waktu makan menjadi pengalaman yang menyenangkan dengan makan bersama atau memberikan contoh pola makan yang sehat.
  4. Pantau asupan gizi: Orang tua perlu memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan asupan gizi yang cukup, terutama dalam hal protein, lemak, dan karbohidrat. Jika anak menolak jenis makanan tertentu, cobalah mencari alternatif makanan yang setara dalam hal kandungan gizinya.

Proyek edukasi dan pendampingan gizi yang dilakukan oleh Diva Nur Choiriyah, mahasiswi gizi UNESA, telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku ibu dalam menghadapi masalah gangguan makan pada balita. Meskipun penerapan pola makan sehat masih menjadi tantangan, edukasi gizi terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman ibu tentang pentingnya pola makan yang tepat.

Langkah-langkah sederhana seperti memberikan variasi makanan, menciptakan suasana makan yang menyenangkan, dan memantau asupan gizi anak dapat membantu mengatasi masalah gangguan makan pada balita. Dengan dukungan yang tepat, anak-anak balita dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang dengan baik sesuai dengan usianya. Penerapan pola pemberian makan yang sesuai dengan usia balita adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan mencegah gangguan gizi di masa depan.

Sumber : Media Ajar Pendidikan Gizi
Sumber : Media Ajar Pendidikan Gizi

Sumber :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun