Mohon tunggu...
Diva Najmah Auliya
Diva Najmah Auliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life goes on

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga (20107030009)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toko Sepi Pembeli? Tetap Bersyukur di Kala Pandemi!

26 Juni 2021   20:57 Diperbarui: 8 Oktober 2021   11:26 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi covid-19 membuat banyak orang harus terus merangkak untuk menyelamatkan perekonomiannya, bagaimana tidak, PHK yang terjadi dimana-mana, bisnis yang memutuskan untuk gulung tikar,  mau tidak mau hal tersebut membuat banyak masyarakat merangkak mencari sepeser rupiah untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.

Dilain sisi pandemi ini juga menjadi berkah bagi beberapa orang, seperti para penjual masker yang semakin sukses di dalam pandemi ini.

Ada pula mereka yang perekonomiannya tetap stabil dan tidak merasakan penurunan ataupun penaikan drastis, hanya berjalan seperti biasa.

Hal itu dialami oleh sepasang suami istri, Hasan (39 tahun) dan istrinya Ina (33 tahun). Keduanya menjalankan bisnis toko aksesoris yang tidak begitu besar bernama "Flamboyan".

Toko yang buka dari jam 09.00 sampai 21.00 ini di cat warna pink tampak luarnya dan dalamnya penuh diisi gantungan-gantungan lucu, tas kecil, boneka, topi, jam tangan, jepit rambut, dan aksesoris-aksesoris lain hampir semuanya ada di toko Flamboyan ini.

Lalu lalang para pembeli datang bergantian, mulai dari membeli tas kecil sampai membeli pernak-pernik anting.

Hasan dan Ina, pemilik toko aksesoris yang sudah berdiri selama 13 tahun itu mengaku bahwa pandemi ini tidak terlalu mempengaruhi usaha miliknya.

"Ngga ada yang terlalu berubah sih, emang gini-gini aja dari dulu. Kadang ada, kadang ngga. Ya disyukuri aja" tutur Hasan.

"Paling waktu awal pandemi memang cukup sepi, tapi ngga sampai yang ngga dapat banget" tambah Ina.

Keduanya mengaku bahwa pandemi ini tidak terlalu berdampak bagi usaha yang dimilikinya.

Pendapatan Hasan dan Ina selama pandemi tidak berubah terlalu jauh dari sebelum pandemic, yaitu sekitar Rp. 200.000 sampai Rp.500.000 perhari.

Namun Ina memang mengakui bahwa saat musim hujan memang tokonya kerap sepi pembeli. Cuaca yang membuat orang-orang malas keluar, membuat toko milik Hasan dan Ina sepi pembeli.

"Kadang kalau lagi hujan terus seharian ya suka ga dapet, tapi jarang banget sih. Pokoknya tetap disyukuri aja, namanya juga usaha" ucap Ina sambil tersenyum.

Siapa sangka Ina adalah lulusan sarjana Teknik di salah satu Universitas besar di Bogor yang memilih menjalankan toko aksesoris bersama suaminya.

"Saya lulusan teknik, tapi malah ikut suami ngurus toko ini. Alhamdulillah banget bisa jadi ibu rumah tangga sekaligus pimpinan dan karyawan usaha milik sendiri" Ina tertawa.

dokpri
dokpri

Sambil menjalankan toko aksesoris nya, Hasan juga menyediakan layanan custom sablon baju dan custom souvenir untuk acara penikahan.

Hasan mengaku bahwa dia menjalankan sampingannya sebagai jasa custom baju dan souvenir adalah hasil dari otodidaknya dalam belajar desain grafis.

"Buka jasa custom memang modal nekad aja sih, modal otodidak belajar desain  sendiri yang ngga seberapa, tapi alhamdulillahnya bisa dan berjalan lancar usahanya" Hasan sedikit terkekeh.

Hasan dan Ina memang kerap mendapat pesanan baju custom dari komunitas-komunitas masyarakat sekitar. Biasanya mereka banyak mendapat pesanan baju dari komunitas pecinta bola seperti Persib dan Persija.

Namun ternyata semenjak pandemi melanda memang sudah jarang komunitas sepak bola yang menggunakan jasa custom miliknya. Hal ini terjadi akibat dunia sepak bola juga yang terkena dampak pandemi, yang mengakibatkan pertandingan bola tidak bisa di saksikan secara live di stadion.

Para komunitas fans bola yang biasa custom pada jasa milik Hasan mengaku bahwa biasanya custom baju bola saat akan berangkat ke stadion untuk menyaksikan secara langsung.

"Sekarang kan lagi pandemi, jadi ngga bisa nonton langsung ke tribun. Jadi ya males juga bikin custom baju kalau hanya nontonnya di tv" tutur Ari, salah satu pelanggan Hasan yang sering mampir.

Untuk custom souvenir sendiri Hasan mengaku jarang ada pesanan karena di desa memang jarang diminati souvenir-souvenir custom seperti gelas, biasanya Hasan seringkali mendapat pesanan souvenir custom ini dari tempat kelahiran istrinya, yaitu Sukabumi.

Kehadiran aplikasi-aplikasi belanja online yang sangat ramai dipakai juga membuat Ina dan Hasan tergoda untuk membuka tokonya di dalam situs belanja online tersebut. Apalagi di tengah pandemi semacam ini, banyak orang yang lebih memilih untuk belanja melalui situs online, daripada harus terjun sendiri dan berkerumun bersama banyak orang.

Hasan dan Ina akhirnya memberanikan diri untuk membuka toko aksesorisnya di salah satu situs belanja online karya anak bangsa.

"Lagi rame kan situs-situs belanja online, apalagi pas pandemi gini. Jadi coba-coba aja, dijualin semua yang ada di toko. Alhamdulillah ada yang beli nyampe ke Semarang dan Jakarta"

Ina mengaku dirinya tidak terlalu memfokuskan diri untuk berjualan di situs online melainkan lebih memfokuskan dirinya pada toko yang asli.

"Lebih di fokusin ke toko disini aja, online mah buat bonus aja sekalian nambah-nambah. Disini nya juga ribet ngurusin dua anak masih pada kecil, ngga ada pegawai juga" tutur Ina sambil terkekeh.

Selain membuka tokonya di situs belanja online Hasan dan Ina mengaku bahwa di dalam pandemi ini mereka juga mengambil kesempatan lain yaitu menjual berbagai macam jenis masker.

Karena lokasi tokonya yang strategis, Ina mengakui bahwa banyak orang yang mampir ke tokonya hanya sekedar untuk membeli masker.

"Karena lokasi kami cukup strategis, dipinggir jalan gini, banyak orang lalu lalang. Jadi suka ada aja yang lupa ngga bawa masker, jadi beli dulu gitu disini." Tutur Ina.

"Pokoknya tetap taati protokol kesehatan dan harus tetap semangat usaha buat yang ekonomi nya lagi kurang baik. Sama-sama berdo'a aja biar pandemic ini cepat selesai". Ucap Ina sebagai penutup.

Ternyata banyak yang bisa dipelajari dari usaha Hasan dan Ina. Saat ditanya, hampir di setiap jawaban mereka sealu disisipkan kata "syukur". Tak semua orang yang berbisnis bisa seperti Hasan dan Ina yang kerap terima apa adanya dan tidak menyalahkan keadaan.

Jadi sudahkah kamu bersyukur hari ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun