Pendapatan Hasan dan Ina selama pandemi tidak berubah terlalu jauh dari sebelum pandemic, yaitu sekitar Rp. 200.000 sampai Rp.500.000 perhari.
Namun Ina memang mengakui bahwa saat musim hujan memang tokonya kerap sepi pembeli. Cuaca yang membuat orang-orang malas keluar, membuat toko milik Hasan dan Ina sepi pembeli.
"Kadang kalau lagi hujan terus seharian ya suka ga dapet, tapi jarang banget sih. Pokoknya tetap disyukuri aja, namanya juga usaha" ucap Ina sambil tersenyum.
Siapa sangka Ina adalah lulusan sarjana Teknik di salah satu Universitas besar di Bogor yang memilih menjalankan toko aksesoris bersama suaminya.
"Saya lulusan teknik, tapi malah ikut suami ngurus toko ini. Alhamdulillah banget bisa jadi ibu rumah tangga sekaligus pimpinan dan karyawan usaha milik sendiri" Ina tertawa.
Sambil menjalankan toko aksesoris nya, Hasan juga menyediakan layanan custom sablon baju dan custom souvenir untuk acara penikahan.
Hasan mengaku bahwa dia menjalankan sampingannya sebagai jasa custom baju dan souvenir adalah hasil dari otodidaknya dalam belajar desain grafis.
"Buka jasa custom memang modal nekad aja sih, modal otodidak belajar desain  sendiri yang ngga seberapa, tapi alhamdulillahnya bisa dan berjalan lancar usahanya" Hasan sedikit terkekeh.
Hasan dan Ina memang kerap mendapat pesanan baju custom dari komunitas-komunitas masyarakat sekitar. Biasanya mereka banyak mendapat pesanan baju dari komunitas pecinta bola seperti Persib dan Persija.
Namun ternyata semenjak pandemi melanda memang sudah jarang komunitas sepak bola yang menggunakan jasa custom miliknya. Hal ini terjadi akibat dunia sepak bola juga yang terkena dampak pandemi, yang mengakibatkan pertandingan bola tidak bisa di saksikan secara live di stadion.