3. Gaya Kepemimpinan Wayang Semar: Keterbukaan dan Kesederhanaan Interpretasi Metaforis: Gaya kepemimpinan Wayang Semar mencerminkan sifat-sifat keterbukaan dan kesederhanaan. Seorang pemimpin yang terinspirasi oleh Wayang Semar akan bersikap terbuka terhadap masukan dan kritik, serta menjalani hidup dengan kesederhanaan untuk menghindari godaan korupsi yang sering kali muncul dari keinginan berlebihan.
4. Pencegahan Korupsi melalui Seni dan Budaya Interpretasi Metaforis: Wayang Semar sebagai seni tradisional dapat dijadikan alat untuk menyampaikan pesan moral dan etika. Pemimpin dapat memanfaatkan seni dan budaya lokal untuk menyebarkan nilai-nilai anti-korupsi, menciptakan kesadaran masyarakat, dan memberikan alternatif positif terhadap perilaku koruptif.
5. Kerjasama dan Solidaritas Masyarakat Interpretasi Metaforis: Wayang Semar sering kali melibatkan banyak tokoh dan elemen dalam ceritanya. Begitu juga, kepemimpinan yang terinspirasi oleh Wayang Semar akan mendorong kolaborasi dan solidaritas di antara masyarakat untuk bersama-sama melawan korupsi. Solidaritas masyarakat dapat menjadi benteng kuat dalam pencegahan korupsi. Penting untuk diingat bahwa ini hanyalah interpretasi metaforis dan tidak harus diartikan secara harfiah. Namun, konsep ini dapat menjadi inspirasi untuk mengembangkan pemahaman tentang kepemimpinan yang berintegritas dan pencegahan korupsi dalam konteks budaya lokal.
Terdapat 3 prinsip ajaran dalam Semar:
- "Ojo Dumeh": Membimbing agar tidak bersikap gegabah. Penting untuk tidak terlalu tergoda oleh materi fisik, karena nilai suatu hal seharusnya tidak hanya dilihat dari segi fisiknya, melainkan juga dari nilai-nilai batiniahnya.
- "Eling": Mendorong untuk senantiasa menghadirkan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari (Ingat Tuhanmu). Penting untuk menyadari bahwa Tuhan masih memiliki pengaruh yang signifikan dalam kehidupan kita. Selalu ingat akan kesalahan kita dan memohon ampun agar dapat membentuk karakter yang baik.
- "Waspodo": Mendorong kehati-hatian dan ketelitian dalam menjalani hidup. Memberikan pengajaran untuk selalu waspada dan teliti dalam menghadapi segala situasi.
Kesimpulannya ialah bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang besar dan sangat kaya, tak heran kasus korupsi merajalela di negeri ini. Bias budaya efek dari globalisasi lah yang melunturkan norma norma keteladanan moralitas rakyat ini, maka dari itu diperlukan pembudayaan kembali, lewat budaya asli Indonesia. Salah satunya dengan meneladani Gaya kepemimpinan serta Visi Misi Semar. Yang dimana terdapat “What?” yang menggambarkan apa itu Semar lewat simbol-simbol yang membentuknya, dan juga lewat arti nama-namanya. Kemudian “Why” yang menggambarkan tentang senjata semar yaitu berupa Kentut, dan mengapa Kentut tersebut sangat bermakna bila diartikan lebih dalam. Dan yang terakhir “How”, yang dimana keteladanan sifat sifat Semar tersebut jika diterpakan akan sangat baik bagi kehidupan. Inti dari tulisan ini ialah tiga prinsip ajaran semar yaitu Ojo dumeh, Eling dan Wospodo. Dimana jika ajaran tersebut diterpakan sebagai pemimpin. Artinya untuk menjadi seorang pemimpin tidak boleh gegabah mengambil keputusan, menyerahkan semuanya kepada tuhan, dan waspada terhadap hidup. Tindak pidana korupsi tidak akan menjadi suatu budaya di Indonesia bilamana kita meneladani semua suri tauladan dari sifat Semar ini
Demikian diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar pada Penecegahan Korupsi yang dapat saya jabarkan. Saya menyadari masih banyak kekurangan pengetahun dalam menulias artikel ini. Maka dari itu mohon maaaf yang sebesar besarnya jika terdapat kesalahan penyampaian materi yang saya sampaikan, Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA :
Nurcahyo, J. (2021). Makna Simbolik tokoh wayang Semar Dalam Kepemimpinan Jawa. Media Wisata, 16(2). https://doi.org/10.36276/mws.v16i2.282
Randyo, R. (2009). Peran Semar Dalam pertunjukan wayang kulit Jawa Gaya Surakarta. Harmonia Journal of Arts Research and Education. https://www.neliti.com/publications/66090/peran-semar-dalam-pertunjukan-wayang-kulit-jawa-gaya-surakarta
Siswanto, N. (2019). Filosofi Kepemimpinan Semar. Panggung, 29(3). https://doi.org/10.26742/panggung.v29i3.1011
Semar Dan Senjata “Kentut”-Nya. Wayang Indonesia. (2010, March 7). https://wayang.wordpress.com/2010/03/07/semar-dan-senjata-kentut-nya/