Mohon tunggu...
Diva Dewi
Diva Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Bahasa Kias pada Puisi "Aku Ingin"

23 November 2024   13:53 Diperbarui: 24 November 2024   12:48 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sumber: Sapardi Djoko Damono 1989

Sapardi Djoko Damono adalah salah satu penyair ternama yang puisinya banyak bertemakan percintaan atau romansa. Salah satu puisi romansa yang pernah ditulis olehnya berjudul "Aku Ingin".

Salah satu bahasa kias yang digunakan dalam puisi ini yaitu, majas repetisi. Repetisi adalah majas yang menggunakan pengulangan kata, frasa, dan kalimat untuk menekankan makna.

Dalam puisi ini Sapardi Djoko Damono menggunakan majas repetisi untuk mengulang frasa "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana", untuk menekankan keinginan penutur mencintai dengan cara sederhana dan tulus.

Selain repetisi, Sapardi juga menggunakan personifikasi. Personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki sifat manusia.

Pada bait kedua dan ketiga, "dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu". Kayu dan api digambarkan seolah-olah dapat berbicara dan berinteraksi, memberikan sifat manusia pada benda mati. Bermakna sebagai sebuah pengorbanan, Seseorang yang rela mengorbankan kepentingan pribadinya demi kebahagiaan pasangannya bisa diibaratkan sebagai kayu yang menjadi abu untuk api.

Personifikasi dapat ditemukan juga pada bait kelima dan keenam, "dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada". Awan digambarkan seolah-olah mampu berkomunikasi dan menyampaikan isyarat kepada hujan. Bermakna menggambarkan ketidakmampuan seseorang untuk menyampaikan atau mengungkapkan suatu pesan secara langsung, menunjukkan bahwa cinta yang tulus kadang-kadang lebih kuat diungkapkan dengan tindakan daripada kata-kata.

Secara keseluruhan, bahasa kiasan dalam puisi "Aku Ingin" berhasil menciptakan gambaran mendalam tentang cinta yang sederhana namun penuh makna. Melalui penggunaan repetisi dan personifikasi, Sapardi menggambarkan perasaan cinta yang tulus dan pengorbanan. Puisi ini menunjukkan bahwa cinta sejati tidak menunjukkan kata-kata atau isyarat yang rumit, tetapi diungkapkan melalui tindakan. Keindahan bahasa kias dalam puisi ini membuatnya menjadi karya sastra yang abadi dan menginspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun