Mohon tunggu...
Diva Asfira Demokraty
Diva Asfira Demokraty Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Swim n sleep

You can change your mind and you can change your world

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Komponis Bersyair Dalam Nadi Indonesia

20 November 2021   21:31 Diperbarui: 21 November 2021   09:49 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eulis Zuraida, istri Ismail Marzuki (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)

Koleksi partitur Ismail Marzuki yang didata TIM. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)
Koleksi partitur Ismail Marzuki yang didata TIM. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)

     Lagu hiburan populer yang (kental) bernafaskan cinta pun sampai-sampai diberi suasana kisah perjuangan kemerdekaan. Misalnya syair lagu ‘Tinggi Gunung Seribu Janji’, dan ‘Juwita Malam’.

     Lagu-lagu yang khusus mengisahkan kehidupan para pejuang kemerekaan, syairnya dibuat ringan dalam bentuk populer, tidak menggunakan bahasa Indonesia tinggi yang sulit dicerna. Yaitu syair ‘Oh Kopral Jono’ dan ‘Sersan Mayorku’.

     Siang malam Ismail menciptakan berbagai macam syair lagu diatas kertas menggunakan pena hitamnya dengan berbagai makna kehidupan sesuai dengan pandangannya yang dituangkan dalam kata-kata yang indah namun mudah dipahami.

     Memang sudah biasa, tiap malam hari bahkan sampai ia begadang demi mengeluarkan apa yang ingin ia ungkapkan sambil ditemani dengan secangkir kopi dan beberapa batang rokok. Ia menulis syair lagu tersebut di sebuah ruangan khusus yang isinya terdapat berbagai macam alat musik koleksinya selama ini. Namun, secara tidak sadar ia sudah membuat penyakit yang ia derita selama ini malah membuatnya semakin parah. Ya, tepat. Penyakit paru-paru yang ia derita selama ini rupanya masih mengganggu dirinya.

     Semakin lama semakin ia berumur dan bertambah usia. Namun, itu semua tidak menghalanginya untuk pensiun dalam menciptakan karya-karyanya. Ia malah makin senang membuat syair lagu. Lagu-lagu ciptaannya yang berbentuk romantis murni hiburan ringan, walaupun digarap secara populer tapi bentuk syairnya berbobot seriosa. Misalnya lagu ‘Aryati’, ‘Oh Angin Sampaikan salamku'. Tahun 1950 dia masih mencipta lagu ‘Irian Samba’ dan tahun 1957 lagu ‘Inikah Bahagia’.

     Sampai pada lagu ciptaan yang ke 100-an, Ismail Marzuki masih merasa belum puas dan belum bahagia. Malah, lagu ciptaannya yang ke-103 tidak sempat diberi judul dan syair. Karena genap pada usianya yang memasuki kepala empat di umur 44 tahun, ia pergi.

     Maing alias Ismail marzuki komponis besar Indonesia itu menutup mata untuk selama-lamanya. Meninggalkan kenangan yang teramat mendalam bagi keluarganya, terutama istri dan anaknya. Bahkan, negara tempat kelahirannya yang ia tinggalkan pun ikut berbela sungkawa, terasa sepi dan sesak seakan kehilangan separuh nyawanya.

     Namun sebulan sebelum ia kembali pada sang ilahi, Ismail mengungkapkan sesuatu pada istrinya.  Ternyata ia menyembunyikan di bawah kolong tempat tidur miliknya dan juga istrinya.

     Beginilah percakapannya,

     "Nanti kalau saya sudah tidak ada, saya menyimpan sesuatu di kolong tempat tidur," kata Ismail Marzuki kepada istrinya, Eulis Zuraidah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun