SEL atau sosial emotional learning yaitu proses belajar  untuk mengolah dan mengontrol emosidan perilaku mereka ketika berhadpan dengan lingkungannya. proses belajar menggunakan SEL atau Sosial Emotional Learning merupakan proses belajar yang paling efektif untuk diberikan pada anak usia dini hingga anak masuk Sekolah Menengah Atas dikemudian hari. Mengapa SEL sangat efektif untuk menjadi proses belajar?
SEL atau sosial emotional learning dapat mengarahkan kepribadian anak dengan nilai yang dikembangkan di lingkungan masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa SEL sangat penting untuk anak berinteraksi dengan lingkungannya.Â
Sosial Emotional Learning dapat dikembangkan dengan memberikan banyak pengalaman atau kegiatan yang melibatkan anak mengetahui tentang diri sendiri dan kemampuan interaksi saat menghadapi situasi. Pengalaman dan kegiatan ini dapat membantu anak memahami diri sendiri dan juga orang lain. Orang tua dan guru juga harus mengambil peran penting ini dan melibatkannya kedalam pembelajaran ini, dimulai dengan membuat rancangan apa yang akan di ajarkan kedepannya.
Seperti kasus seperti ini, orang tua selalu menerapkan kegiatan memilih barangnya sendiri tanpa orangtua terlibat dalam mengambil pilihan itu kayak orang tua bilang "kamu jangan pilih yang itu pilih yang ini aja ndak cocok sama kamu."Â
Jangan pernah melakukan hal itu karena dampaknya suatu ketika anak tersebut dewasa, ia akan kesulitan dalam pengambilan keputusan ia akan ragu dan selalu memiliki pemikiran seperti "tugasku sudah selesai namun aku ragu untuk mengumpulkannya" atau "ndak dulu deh aku ga akan cocok dengan baju itu" atau saat mendaftar kuliah "kamu masuk jurusan apa? Aku bingung nih, aku ikut jurusanmu deh" akibatnya ia hanya ikut-ikutan tanpa tau apa yang ia inginkan.Â
Bagaimana anak akan memahami keinginannya sendiri ketika ia selalu di putuskan oleh orang tuanya mungkin sebagian orang tua memanggap perlakuan (apapun pilihannya harus orang tua yang memilih) dan beranggapan pilihan itu yang terbaik untuk anak tanpa tau apa yang diinginkan anak adalah perlakuan yang tepat agar anak tidak salah dalam hal memilih namun, hal itu sangat berlawanan. Mengapa?
Kasus diatas dapat digolongan dalam pola asuh helicopter parenting. Maksud dari helicopter parenting adalah orang tua lebih cenderung menyelesaikan berbagai urusan yang dihadapi anak entah itu dalam hal memilih baju hingga karir saat dewasa.Â
Orang tua terlalu memonitoring kehidupan anak padahal anak sedang berusaha untuk menyelesaikan masalahnya sendiri hal ini yang dapat disebut ikut campur dalam kehidupan anak.Â
Akibatnya ia akan bergantung pada pilihan orang tua nya dan kebingungan untuk menentukan apa yang ia inginkan dan masalah apa yang ingin ia selesaikan. Tanpa disadari perlakuan tersebut dapat menimbulkan sikap saat remaja atau dewasa anak akan cenderung menjadi gampang cemas, tidak memiliki pendirian dan selalu mengandalkan orang tua saat menghadapi kesulitan.Â
Ya kalau orang tuanya dapat menyelesaikan urusan anak dengan mudah tapi jika orang tua sudah kuwalahan menghadapi kesulitannya ditambah kesulitan dari anaknya, lalu akan bagaimana?Â
Anak akan cemas dan tidak tau apa yang akan ia lakukan jika orang tuanya sudah lepas tangan menghadapi kesulitannya. Hal ini dapat berdampak ketia ia memiliki rumah tangga sendiri, ia akan lebih tidak kompeten saat mengambil keputusan-keputusan penting dalam berumah tangga dan menjadikan anak gampang marah.Â
Mengapa pola asuh terlalu ikut campur dalam kehidupan anak adalah pola asuh yang kurang baik? Karena dapat menimbulkan dampak dari pola asuh yang kurang baik sebagai berikut.
- Menurunkan kepercayaan diri anak
- Tidak membiarkan anak tumbuh dengan bebas akan membuat anak mudah tertekan
- Kesulitan dalam menghadapi masalah karena kurangnya pembiasaan pada anak belajar mengelolah sosial emosional anak
- Tidak memiliki keterampilan saat menghadapi berbagai permasalahan dan rasa kecewa atau kegagalan dengan baik
 Contoh di atas hanya sebagian kecil pembeljaran sosial emosional namun penting nilainya. kurangnya pembiasaan dalam belajar mengembangkan sosial emosional akan berakibat fatal hal ini dapat dilihat dari kasus diatas.
Menanamkan SEL atau Sosial Emotional Learning dari awal perkembangan anak usia dini dapat membekali sikap menghargai orang, membangun hubungan yang baik, memecahkan berbagai masalah, membuat keputusan yang cekurangnya pembiasaan mengenai belajar sosial emosional akan berakibat fatal hal ini dapat dicontohkan kasus diatas cerdas dan tepat, percaya diri, berpengetahuan luas, dan masih banyak lagi.Â
Dengan itu anak akan lebih mudah menepatkan diri dan menyusaikan secara efektif dalam lingkup sekitar bahkan hingga lingkup dunia. Mereka akan mampu mengungkapkan perasaannya baik saat sedang marah, kecewa, sedih, ataupun saat senang dan bahagia. Dalam diri anak akan muncul kepedulian dengan perasaan orang lain, mampu menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Mengembangkan SEL atau Sosial Emotional Learning tidah sulit orang tua dan guru dapat melakukan kegiatan sederhana seperti mengajaknya bermain dengan teman sebayanya bila disekolah dapat dilakukan dengan kerja kelompok yang terdiri dari 2-4 anak lalu mengajak bermain dan bereksperimen, hal ini juga dapat membuat anak berpikir bagaiamana menyelesaikan masalah. Kemudian mengajari anak berbagi dengan semua makhluk entah itu manusia, tumbuhan dan hewan, hal ini dapat mengendalikan sifat ego pada anak.Â
Orang tua dan guru dapat memberi stimulus dengan kegiatan bercerita dan membaca dongeng, hal ini dapat mengembangkan kemampuan sosial emosional dan mengungkapkan perasaannya ketika cerika atau dongengnya sedih ia akan sedih hingga menangis jika ceritanya bagus ia akan bahagia.Â
Perkenalkan dengan pengalaman baru, mengajaknya keluar rumah dan bermain secara reflek dengan kegiatan itu anak akan belajar hal yang belum ia temui, hal ini dapat meningkatkan kemapuannya dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
Inilah mengapa SEL atau Sosial Emotional Learning sangat penting diterapkan saat anak usia dini mencapai usia emasnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI