Mohon tunggu...
Ditya Mubtadiin
Ditya Mubtadiin Mohon Tunggu... Freelancer - @ditya_mub28

Penikmat balap. Founder F1 Speed Indonesia. Penggemar Manchester United. Sosial media, Instagram: @ditya_mub28 , Twitter: @ditya_mub

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Formula E Musim Kelima, Musim Paling Kompetitif?

11 Desember 2018   19:28 Diperbarui: 15 Desember 2018   18:48 1973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Formula E, sumber: LAT Images

Formula E, ajang balap mobil formula bertenaga listrik ini sekarang sudah memasuki musim kelima penyelenggaraan sejak diadakan perdana pada 2014 lalu. Siapa sangka, balapan yang pada awalnya dicerca penggemar balap ini, sekarang sudah berada dalam salah satu ajang balapan papan atas di dunia.

Dibandingkan dengan musim pertama, Formula E sudah sangat-sangat jauh berkembang. Bisa dibilang pertumbuhan ajang Formula E adalah ajang balap dengan pertumbuhan tercepat saat ini. Mulai dari daya tarik penonton, pemasaran digital, penyiaran, kemudian dari sisi pembalap yang berkelas, manufaktur besar yang mulai bergabung dan level kompetitif yang ketat.

MOBIL GEN2
Musim ini, Formula E memasuki era baru. Era futuristik balapan. Pada musim kelima ini, kita akan melihat mobil generasi terbaru Formula E "Gen2" dengan desain yang sangat futuristik dan akan membawa para pembalap dan penonton selangkah lebih dekat ke masa depan.

Mobil generasi kedua ini dibuat oleh Spark Racing Technologies, dengan tenaga yang lebih besar dari versi pendahulunya sebesar 250 kW atau sekitar 335 tenaga kuda. 

Untuk sesi balapan, pembalap hanya diperbolehkan mengakses tenaga mobil sebesar 200 kW saja -- lebih besar dari pendahulunya. Ditambah kecepatan maksimal mobil ini adalah 280 kpj, namun konon dapat mencapai 300 kpj, karena desain downforce dan drag yang rendah.

Mobil Gen2, sumber: FIA Formula E
Mobil Gen2, sumber: FIA Formula E
Pihak Formula E juga sediakan tenaga tambahan yang bisa diakses selama balapan, yaitu Attack Mode dan Fanboost. Attack Mode sendiri adalah sebuah inovasi baru yang diperkenalkan musim ini. Pembalap akan mendapat tenaga tambahan sebesar 25 kW jika melintas dalam zona tertentu. Dimana zonanya dan berapa kali pemakaiannya akan diberitahukan tepat sebelum balapan, guna menambah daya tarik strategi.

Fanboost sendiri sudah jadi barang veteran di ajang balap listrik ini. Penonton diberikan kesempatan untuk lakukan voting pembalap favorit mereka secara daring. Lima pembalap dengan voting tertinggi akan mendapat tambahan daya 25 kW. Hanya boleh dilakukan sekali, 22 menit setelah balapan dimulai.

Fanboost dan Attack Mode bisa digunakan bersamaan, sehingga pembalap dapat mengakses tenaga maksimal mobil sebesar 250 kW.

Kapasitas baterai juga dua kali lebih besar, sehingga pembalap tidak perlu lagi pit stop untuk mengganti mobil seperti musim-musim sebelumnya. Hal ini juga menyebabkan perubahan regulasi perihal durasi balapan. 

Panjangnya balapan tidak ditentukan lewat jumlah putaran, namun diubah dengan waktu selama 45 menit + 1 lap. Dikarenakan, jika menggunakan jumlah putaran ada kekhawatiran baterai Gen2 tidak cukup untuk menyentuh garis finis.

Dalam Formula E, semua tim dan pembalap diberikan komponen sasis, baterai dan ban yang sama. Setiap tim diberikan hak untuk mengembangkan bagian powertrain mobil yang berupa inverter, motor listrik dan girboks. Hal ini tentu menjamin tingkat kompetitif dalam ajang ini.

MANUFAKTUR BESAR
Musim ini, Formula E akan dihiasi dengan 9 manufaktur yang akan mengembangkan powertrain mobil 22 mobil Gen2 yang dibagi menjadi 11 tim. Di antaranya sebut saja pabrikan besar Jerman, Audi dan BMW.

Audi musim lalu sudah resmi bertransformasi menjadi tim pabrikan penuh, bekerja sama dengan tim balap Abt Sportsline. Sedangkan BMW dengan divisi elektrik mereka "BMWi" akan lakoni debut Formula E mereka musim ini, setelah akuisisi dan kerja sama dengan tim pendahulu, MS & AD Andretti.

Kemudian juga ada Nissan, yang ambil alih manajemen tim e.Dams yang musim lalu dipegang oleh Renault. Sejatinya, kedua manufaktur ini berada dalam satu grup yang sama, jadi bisa dibilang Renault e.Dams hanya berganti nama menjadi Nissan e.Dams.

Tim Techeetah juga jelas tidak bisa diremehkan. Musim lalu mereka mengantarkan Jean Eric Vergne menjadi juara umum ajang Formula E.

Musim ini tim asal Tiongkok ini memperkuat diri dengan menjalin kerja sama dengan menjadi tim pabrikan bersama DS Automobiles, yang musim lalu -- saat masih bersama Virgin Racing -- berhasil antarkan Sam Bird duduki posisi ketiga klasemen akhir dan jadi kandidat juara.

Belum lagi jika kita berbicara tentang Mahindra, yang musim lalu juga tampil cukup mengesankan di awal musim. Kemudian ada Jaguar, yang musim lalu cukup kuat dan bisa bersaing di papan atas, walau belum raih kemenangan. Juga Venturi yang musim ini juga memasok tim debutan HWA Racelab, atau NIO dan Dragon Racing yang mungkin belum begitu berbicara banyak, namun penuh dengan potensi.

Banyaknya manufaktur yang mengikuti Formula E ini, membawa level kompetitif ajang ini ke tingkat yang benar-benar tinggi. Semua pembalap berpeluang menang. Jarak pembeda antar tim bisa dibilang cukup tipis. Setiap balapan menjanjikan keseruan, pertarungan perebutan posisi yang sengit.

PEMBALAP BERKELAS
Formula E musim kelima adalah musim dengan susunan pembalap paling berkelas dalam sejarah penyelenggaraannya. Empat musim Formula E berjalan, menghasilkan empat juara yang berbeda dan keempat pembalap itu masih membalap di musim ini. Dari juara musim pertama, Nelson Piquet Jr, kemudian Sebastien Buemi, Lucas di Grassi dan juara musim lalu Jean Eric Vergne.

Ditambah lagi dengan kehadiran pembalap-pembalap berkelas lainnya yang akan jalani musim debutnya di Formula E musim ini, seperti Felipe Massa yang tentu sudah dikenal khalayak luas dengan segudang pengalaman di F1. Mungkin inilah pembalap paling high class yang pernah dimiliki Formula E, selain Jacques Villeneuve.

Felipe Massa, sumber: LAT Images
Felipe Massa, sumber: LAT Images
Kemudian ada beberapa "pengungsi berbakat" dari F1, seperti Stoffel Vandoorne dan Pascal Wehrlein. Juga ada pembalap dengan segudang pengalaman seperti Gary Paffet, juara DTM musim 2018 dan Alexander Sims, yang dikenal di balap ketahanan serta juga sebagai salah satu pembalap yang menjajal mobil perdana Formula E dan baru lakoni musim pertamanya di Formula E musim ini. Jangan lupakan juga, darah muda asal Jerman, Maximilian Gunther.

Dari pembalap muda sampai veteran penuh pengalaman, mereka semua sudah menghiasi kursi kemudi di mobil formula listrik ini. Hal tersebut menunjukan, bahwa Formula E sudah menjadi sebuah destinasi kompetisi yang harus disinggahi pembalap papan atas dunia. Tingkat kompetitif, tantangan baru dan misi untuk jadikan bumi bebas polusi serta kampanye mobil listrik, sangatlah menarik untuk disinggahi.

********

Era baru Formula E, penuh dengan desain masa depan. Banyak pembalap baru, manufaktur terus berdatangan dengan inovasi-inovasi baru. Sudah bisa dipastikan, musim kelima Formula E akan menjadi musim yang seru, liar dan super kompetitif. 

Apakah kita akan melihat juara baru lagi musim ini? Semua itu akan terjawab dalam rangkaian 12 balapan yang akan dimulai pada Sabtu akhir pekan nanti. Sudah tidak sabar rasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun