Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor - Editor

Pencinta tulisan renyah nan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kereta Api Dulu vs Sekarang: Didiek Hartantyo Mengubah Wajah Transportasi Indonesia

21 Oktober 2024   11:43 Diperbarui: 21 Oktober 2024   12:00 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap perjalanan dengan kereta api selalu menghadirkan kenangan dan kesan tersendiri. Bagi saya, salah satu kenangan yang tak terlupakan adalah saat pertama kali naik kereta sendirian di masa kuliah. Saat itu, saya hendak pulang dari Yogyakarta ke Surabaya. Kereta yang saya naiki jauh dari kesan nyaman seperti sekarang. Penumpang berjubel tak karuan dan tak ada jaminan mendapatkan kursi. Perjalanan panjang dengan posisi duduk yang tidak teratur sering kali menjadi ujian tersendiri.

Salah satu pengalaman yang benar-benar berkesan adalah ketika saya mendapati seseorang tidur di bawah kursi yang saya tempati. Lantaran kepadatan penumpang, orang tersebut terpaksa menggelar alas seadanya di sana untuk bisa beristirahat. 

Sebagai penumpang yang duduk di atasnya, saya tak punya pilihan selain melipat kaki sepanjang perjalanan agar tidak menginjak kepala orang tersebut. Rasanya lucu sekaligus ironis jika mengenang kembali situasi tersebut, tetapi itulah realitas perjalanan dengan kereta pada masa itu.

Tidak hanya soal keterbatasan kursi, suasana gerbong juga sangat riuh. Kereta kerap kali disesaki oleh pedagang yang menawarkan dagangan mereka saat kereta berhenti di setiap stasiun. 

Mulai dari makanan, minuman, hingga aksesoris dan lukisan bisa dijumpai di lorong gerbong. Memang, kehadiran pedagang ini sedikit membantu penumpang yang membutuhkan sesuatu selama perjalanan, tetapi, di sisi lain, kenyamanan penumpang sangat terganggu dengan hiruk pikuk yang terjadi. Belum lagi, pengamen yang keluar-masuk gerbong atau sulitnya akses ke kamar mandi karena banyak orang yang tidur di depannya.

Lebih dari itu, keamanan belum menjadi perhatian utama pada masa itu. Tanpa adanya pendingin ruangan, jendela kereta harus dibiarkan terbuka lebar agar udara bisa masuk. Sayangnya, situasi ini dimanfaatkan oleh pencoleng yang selalu mencari kesempatan. Mereka tak segan-segan menyambar barang bawaan penumpang yang digantung di dekat jendela.

Saya sendiri pernah menyaksikan langsung aksi pencurian ini. Seorang pencoleng berani bergantung pada temannya yang berada di atas gerbong, meraih tas yang sudah menjadi incarannya dari balik jendela. Ketika penumpang sadar dan berteriak, kereta sudah mulai berjalan, dan para pencoleng pun menghilang begitu saja.

Kenangan ini memberikan saya perspektif yang kontras dengan kondisi kereta api saat ini, terutama setelah berbagai inovasi besar yang terjadi di bawah kepemimpinan Bapak Didiek Hartantyo, sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI). Dengan arahannya, KAI telah melakukan transformasi besar dalam memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang.

Sejak 2020, KAI berfokus pada inovasi yang memperkuat daya tarik kereta api sebagai transportasi publik, mencakup perbaikan fasilitas dan layanan yang lebih modern dan nyaman.

Kini, kelas ekonomi dan eksekutif New Generation telah membawa angin segar bagi penumpang. Kereta api ini dilengkapi dengan fasilitas yang jauh lebih modern dan nyaman. Tak hanya itu, KAI juga menghadirkan layanan kereta Panoramic yang memberikan pengalaman perjalanan yang benar-benar berbeda. Kereta tersebut memungkinkan penumpang untuk menikmati pemandangan indah sepanjang perjalanan dengan jendela besar yang memberikan sensasi seolah-olah penumpang tengah terbang di atas rel.

Inovasi lainnya yang tak kalah menarik adalah kehadiran kereta Compartment Suite Class, yang menawarkan privasi dan kenyamanan maksimal. Saya pribadi sangat tertarik untuk mencoba layanan ini, meskipun harus saya akui harganya cukup tinggi. Namun, saya percaya, kenyamanan yang ditawarkan sebanding dengan biayanya. Semoga suatu saat nanti ada kesempatan bagi saya untuk menikmatinya, ya, Pak Didiek.

Selain layanan yang semakin premium, KAI juga berhasil mempercepat waktu tempuh perjalanan dan memperpanjang rute, membuat kereta api menjadi moda transportasi yang lebih efisien dan terjangkau. Bagi saya, inilah salah satu inovasi yang paling signifikan. Dengan waktu tempuh yang lebih cepat, kereta api semakin kompetitif dan menjadi pilihan utama bagi banyak orang yang ingin bepergian antar kota.

Namun, meskipun sudah banyak perubahan positif, saya masih memiliki beberapa harapan pada KAI. Izinkan saya menuliskan beberapa ide lewat platform Kompasiana agar KAI dapat terus berinovasi dalam menyediakan layanan yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Meningkatkan Kenyamanan di Kelas Ekonomi

Kereta ekonomi kini sudah lebih nyaman dibandingkan masa lalu. Harapan ke depan adalah hadirnya kursi ergonomis untuk semua kelas ekonomi sehingga perjalanan jarak jauh terasa lebih ringan. Dengan begitu, penumpang ekonomi juga dapat merasakan perjalanan yang lebih menyenangkan tanpa harus merasa pegal selama berjam-jam.

Program Upgrade Kelas Secara Acak (Lucky Seat Upgrade)

KAI bisa memperkenalkan program khusus di mana penumpang ekonomi secara acak bisa di-upgrade ke kelas yang lebih tinggi, seperti eksekutif atau Panoramic, tanpa biaya tambahan. Ini bisa menjadi insentif bagi penumpang ekonomi untuk tetap memilih kereta api sebagai moda transportasi utama. Hal ini juga memberikan pengalaman premium bagi mereka yang biasanya tidak memiliki akses.

Layanan Streaming Gratis untuk Penumpang Ekonomi:

Inovasi lain yang bisa ditawarkan adalah menyediakan layanan streaming gratis yang bisa diakses penumpang melalui perangkat mereka sendiri. KAI bisa bermitra dengan platform streaming lokal atau internasional, menyediakan hiburan bagi penumpang tanpa harus memasang layar di kursi. Ini akan meningkatkan pengalaman perjalanan.

Pengembangan KAI Loyalty Program

Memperluas program Railpoint agar lebih relevan untuk penumpang kelas ekonomi dengan menambah pilihan reward seperti diskon tiket atau merchandise KAI. Ini akan menjadi insentif tambahan bagi penumpang setia untuk terus menggunakan layanan kereta api.

Perbaikan Fasilitas di Stasiun-Stasiun Kecil

Stasiun-stasiun kecil yang masih menjadi titik singgah kereta ekonomi perlu terus ditingkatkan fasilitasnya. Ruang tunggu yang nyaman dan fasilitas yang bersih akan memberikan pengalaman perjalanan yang lebih menyenangkan bagi penumpang ekonomi.

Dengan berbagai inovasi yang telah dilakukan, saya yakin KAI di bawah arahan Bapak Didiek Hartantyo akan terus mengembangkan layanan yang lebih baik lagi. Kepemimpinan beliau yang visioner dan inovatif telah membawa perubahan positif yang nyata bagi KAI. Saya yakin masih banyak inovasi lain yang bisa kita nantikan di masa depan. Saya berharap salah satunya adalah ide yang saya sampaikan.

Akhir kata, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada KAI yang telah bertransformasi menjadi moda transportasi yang jauh lebih nyaman dan aman dibandingkan masa lalu. Kenangan perjalanan dengan kereta yang dulu penuh tantangan kini telah digantikan oleh pengalaman yang jauh lebih ramah penumpang, efisien, dan mengutamakan keselamatan. Semoga KAI terus berkembang dan memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun