Para gen Z dan milenial banyak yang mengutamakan apa yang dianggap penting oleh lingkungan atau sosial media sebagai kebutuhan. Sosial media, misalnya, menjadi salah satu faktor pendorong yang kuat dalam menciptakan perasaan 'harus memiliki' barang-barang tertentu---baik itu pakaian, gadget, atau gaya hidup.Â
Padahal, kebanyakan barang-barang tersebut hanyalah keinginan yang dipicu oleh dorongan sosial untuk terlihat relevan atau diterima oleh kelompok.
Penting bagi kalian untuk memahami bahwa kepuasan sejati datang dari dalam, bukan dari pengakuan orang lain. Dengan sering melakukan refleksi diri, kepercayaan diri kalian akan terbangun dengan lebih kuat dan menumbuhkan kebiasaan finansial yang sehat.
5. Latihan Bersyukur: Menghargai Apa yang Sudah Dimiliki
Latihan bersyukur dapat mengubah cara pandang kalian terhadap kehidupan dan konsumsi. Dengan secara sadar mengucap syukur atas apa yang sudah dimiliki, kalian akan merasa lebih puas dan tidak terdorong untuk terus menambah barang baru. Latihan bersyukur bisa membantu kalian merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki.
Kalian bisa berlatih dengan mencatat hal-hal yang kalian syukuri setiap hari, mulai dari hal kecil seperti senyum seorang sahabat atau waktu bersama keluarga.Â
Latihan ini akan menanamkan rasa cukup yang kuat, sehingga tumbuh pola pikir yang tidak bergantung pada kepemilikan materi atau barang-barang baru untuk merasa bahagia.
Refleksi dan Harapan untuk Masa Depan
Dear Gen Z dan Milenial, kami ingin kalian tahu bahwa kalian tidak sendirian dalam menghadapi tekanan sosial dan konsumerisme yang ada saat ini. Kami memahami bahwa godaan untuk terus mengikuti tren bisa sangat kuat.Â
Namun, tolong sadari bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari memiliki barang-barang terbaru, melainkan dari rasa syukur dan kesadaran atas apa yang sudah dimiliki.
Generasi kami mungkin tumbuh dalam kondisi yang berbeda, tetapi kami ingin kalian memahami bahwa pengelolaan emosi sangat penting dalam menghadapi dunia konsumsi yang semakin menggoda.Â