Dari pantulan kaca, Nadia mengamati seraut wajah cantik yang sedang mematut diri, wajah Marissa, sahabatnya. Dengan atasan warna merah, wajah Icha seperti bercahaya dan hei ... matanya tampak berbinar indah. Apa gerangan yang membuat dia begitu semringah?
Bergegas Nadia duduk di tempat tidur sambil memeluk bantal kecil dan berkata, "Hmm, ada yang disembunyikan rupanya, ya?"
Mendengar ucapan Nadia, senyum manis langsung terulas di bibir tipis itu. "Apa, sih, yang bisa aku sembunyikan darimu, Nad? Kamu lupa sekarang tanggal berapa?"
Bergegas Nadia membuka aplikasi kalender di ponsel dan seketika menyadari. "Ini sudah tahun ketiga dan kamu masih mengenangnya, Cha?" ucapnya sambil memandang iba pada Icha, demikian biasanya Marissa dipanggil.
"Hei, kenapa wajahmu jadi aneh, sih? Aku baik-baik saja, kok, aku bahagia," jawab Icha sambil menggoyangkan tangannya ke dekat wajah Nadia.
Nadia memilih tidak merespons jawaban Icha. Pikirannya justru teralihkan pada kisah persahabatan mereka. Kenangan masa lalu pun mengalir deras dalam pikirannya.
oOo
Icha adalah seorang anak yatim piatu. Dia dibesarkan oleh nenek dari pihak ibunya setelah kedua orang tuanya mengalami kecelakaan saat dia masih berumur lima tahun. Icha tumbuh hanya berdua dengan neneknya karena keluarga dari pihak ayahnya tidak mau menerima Icha. Ayahnya menikah dengan ibunya tanpa restu orang tua dan keluarga besar.
Nadia mengetahui cerita itu dari ibunya karena rumah mereka berdua memang tidak jauh. Ibunya sering mengajak Nadia ke rumah Icha untuk sekadar menyapa nenek Icha dan sesekali membawa masakan yang dibuatnya. Kedekatan ibu Nadia dan nenek Icha membuat mereka berdua juga menjadi sahabat.
Mungkin karena terbiasa hanya berdua dengan neneknya, membuat Icha menjadi seseorang yang cenderung pendiam. Meskipun begitu, asuhan neneknya yang penuh kasih dan banyak memberikan asupan spiritual membuat Icha tumbuh menjadi pribadi penuh cinta dan dewasa. Dia selalu mencoba menilik suatu masalah dari berbagai sudut pandang sehingga bisa meletakkan suatu permasalahan dengan bijak. Itulah yang Nadia kagumi dari diri Icha.
Nadia sendiri adalah satu-satunya sahabat Icha. Persahabatan mereka menjadi awet karena Nadia sangat memahami karakter Icha. Nadia adalah seorang pendengar yang baik sekaligus seseorang yang bisa menenangkan Icha jika sedang ada masalah. Sama seperti Icha, Nadia juga terbiasa menelisik masalah dari berbagai sudut pandang. Hanya saja, jika Icha lebih mengedepankan perasaan, Nadia lebih memilih logikanya yang berjalan.
Paras Icha yang cantik alami, dengan binar indah dari kedua netranya, dan rambut ikal mayang yang terurai lembut sebenarnya membuat banyak lelaki mendekatinya. Namun, entah mengapa, tak seorang pun mampu menggerakkan hatinya hingga hadir seorang Danar dalam hatinya.