Mohon tunggu...
Dito Hardiansyah
Dito Hardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Want to see how worth this world

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Teknologi Canggih Untuk Manajemen Peternakan Yang Lebih Efisien

1 Februari 2025   17:51 Diperbarui: 1 Februari 2025   17:51 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virtual fencing merupakan teknologi inovatif yang menggabungkan konsep pengelolaan hewan dengan sistem pengawasan digital. Teknologi ini memungkinkan pengelolaan pergerakan hewan, seperti ternak, tanpa memerlukan pagar fisik atau pembatas fisik lainnya. Sebagai gantinya, virtual fencing menggunakan perangkat berbasis GPS dan sensor untuk mendeteksi lokasi hewan dan memberikan peringatan atau bahkan perintah untuk mengubah arah pergerakan mereka. Konsep ini bukan hanya praktis, tetapi juga ramah lingkungan dan lebih hemat biaya dalam jangka panjang.

Cara Kerja Virtual Fencing

Cara Kerja Virtual Fence (Sumber : MDPI)
Cara Kerja Virtual Fence (Sumber : MDPI)

Pada dasarnya, virtual fencing mengandalkan perangkat yang dipasang pada hewan, seperti collar (kalung) dengan sensor GPS dan sistem komunikasi. Sistem ini bekerja dengan cara mendeteksi posisi hewan secara real-time dan membandingkannya dengan batasan yang telah ditentukan. Ketika hewan mendekati atau melewati batas yang telah ditetapkan, sistem akan memberikan peringatan kepada hewan melalui suara atau getaran pada perangkat kalung tersebut.

Selain itu, pengelola hewan (peternak atau penjaga hewan) dapat mengawasi pergerakan hewan melalui aplikasi yang terhubung dengan sistem ini. Dalam beberapa sistem yang lebih canggih, pengelola juga dapat mengubah batasan virtual atau area larangan kapan saja sesuai dengan kebutuhan.

Keuntungan Virtual Fencing

  1. Mengurangi Biaya dan Pemeliharaan: Dibandingkan dengan pagar fisik yang membutuhkan biaya pemasangan dan pemeliharaan yang tinggi, virtual fencing jauh lebih ekonomis. Teknologi ini mengurangi kebutuhan akan pagar yang mahal dan proses perbaikan yang sering dilakukan pada pagar fisik.

  2. Fleksibilitas dan Dinamisme: Virtual fencing memungkinkan pengelolaan area yang lebih luas tanpa batasan fisik yang kaku. Peternak atau penjaga hewan bisa menyesuaikan area penggembalaan atau area terlarang dengan lebih mudah.

  3. Ramah Lingkungan: Tanpa penggunaan pagar kawat atau bahan lainnya, virtual fencing berkontribusi pada pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan. Ini juga mengurangi potensi cedera pada hewan yang mungkin terjadi akibat kontak dengan pagar fisik.

  4. Meningkatkan Kesejahteraan Hewan: Dengan memanfaatkan teknologi ini, hewan dapat digembalakan secara lebih alami, bergerak bebas di area yang lebih luas, dan menghindari rasa stres yang mungkin ditimbulkan oleh pembatas fisik.

Tantangan dan Keterbatasan Virtual Fencing

Meskipun menawarkan banyak manfaat, teknologi ini juga memiliki tantangan yang perlu dipertimbangkan:

  1. Ketergantungan pada Teknologi: Sistem virtual fencing bergantung pada teknologi yang dapat mengalami gangguan, seperti sinyal GPS yang lemah di daerah dengan cakupan terbatas atau masalah pada perangkat kalung.

  2. Pengawasan yang Terus-Menerus: Peternak harus memiliki akses ke perangkat atau aplikasi yang memungkinkan mereka untuk memonitor hewan secara real-time. Hal ini membutuhkan tingkat pengawasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pengelolaan tradisional.

  3. Biaya Awal: Meskipun lebih hemat biaya dalam jangka panjang, biaya awal untuk membeli perangkat virtual fencing dan menginstal sistemnya bisa cukup tinggi.

Aplikasi Virtual Fencing di Berbagai Industri

Virtual fencing tidak hanya digunakan untuk pengelolaan ternak, tetapi juga mulai diterapkan dalam berbagai bidang lainnya. Misalnya, di sektor konservasi satwa liar, teknologi ini digunakan untuk melacak pergerakan hewan yang terancam punah dan mengatur area perlindungan mereka tanpa gangguan dari pagar atau jebakan fisik.

Selain itu, virtual fencing juga dapat diterapkan dalam pengelolaan hewan peliharaan di area terbuka, seperti taman atau kebun, dengan memberikan batasan area untuk memastikan hewan tetap aman tanpa memerlukan pagar fisik.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Virtual fencing adalah langkah maju yang menjanjikan dalam pengelolaan hewan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Teknologi ini memberikan fleksibilitas dan efisiensi biaya yang signifikan dibandingkan dengan sistem pengelolaan tradisional. Namun, seperti halnya teknologi lainnya, penggunaan virtual fencing memerlukan perencanaan yang matang dan pengawasan yang tepat untuk memastikan keberhasilannya. Seiring berkembangnya teknologi ini, diharapkan dapat semakin banyak diterapkan di berbagai sektor untuk memberikan solusi yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan hewan.

Kemudian bagaimana teknologi ini dapat diterapkan di peternakan indonesia :

Teknologi ini dapat diterapkan di indonesia meskipun sebagian besar peternakan di indonesia menggunakan sistem perkandangan yang intensif, namun tidak menutup kemungkinan bahwa indonesia dapat menerapkan teknologi modern. Dengan menerapkan Virtual Fence di indonesia maka biaya perkandangan dan biaya pekerja dapat diminimalkan dengan baik, hal ini dapat menjadi inovasi besar yang dapat menginspirasi peternak di indonesia untuk dapat meningkatkan kebutuhan akan daging di masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun