Mohon tunggu...
Dito Hardiansyah
Dito Hardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Want to see how worth this world

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Berhati hati dalam berpikir, Kesalahan Logika berujung petaka

4 Januari 2025   20:54 Diperbarui: 4 Januari 2025   20:54 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pasti kita sering menemukan konflik ketika melakukan perbincangan maupun perdebatan antar teman,keluarga,maupun guru. Secara tidak langsung,perdebatan datang dari sebuah logika yang salah, maka dari itu, perlu mempelajari sebuah cara berlogika dengan baik dan benar. 

Kesalahan logika berpikir, atau yang sering disebut *logical fallacies*, adalah kesalahan dalam proses penalaran yang menyebabkan kesimpulan yang salah atau tidak valid meskipun argumen yang diajukan mungkin terlihat meyakinkan pada pandangan pertama. Dalam kehidupan sehari-hari, kesalahan logika sering kali muncul dalam diskusi atau perdebatan, dan dapat menyebabkan kebingungan atau misinterpretasi.

Memahami jenis-jenis kesalahan logika sangat penting untuk meningkatkan kualitas berpikir kritis dan kemampuan berargumentasi. Berikut adalah beberapa contoh kesalahan logika yang umum ditemukan:

1. Argumentum ad Hominem (Serangan Pribadi)

Kesalahan logika ini terjadi ketika seseorang menyerang karakter atau sifat pribadi orang yang mengemukakan argumen, bukannya membahas argumennya itu sendiri. Misalnya:

- "Apa yang kamu katakan tentang perubahan iklim itu tidak benar, karena kamu hanya seorang petani dan tidak berpendidikan di bidang ilmiah."

Argumentum ad hominem mengganti penilaian terhadap argumen dengan menyerang pihak yang mengemukakan argumen, yang jelas tidak relevan dengan validitas argumen itu sendiri.

2. Argumentum ad Populum (Pendapat Mayoritas)

Kesalahan ini terjadi ketika seseorang beranggapan bahwa sesuatu yang benar hanya karena banyak orang percaya atau mendukungnya. Contohnya:

- "Pasti benar kalau semua orang percaya bahwa produk ini ampuh."

Banyak orang percaya sesuatu bukanlah jaminan bahwa hal tersebut benar, karena kebenaran harus dibuktikan dengan bukti logis dan ilmiah, bukan sekadar konsensus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun