1. Kelekatan Aman (Secure Attachment)**: Anak-anak yang memiliki kelekatan aman merasa nyaman menjelajahi lingkungan mereka ketika pengasuh ada di dekatnya. Mereka menunjukkan kecemasan yang moderat saat terpisah dan senang saat bertemu kembali dengan pengasuh.
2. **Kelekatan Tidak Aman-Enggan (Insecure-Avoidant Attachment)**: Anak-anak dengan pola ini cenderung menghindari pengasuh mereka. Mereka tidak menunjukkan banyak kecemasan saat terpisah dan tidak mencari kontak saat pengasuh kembali.
3. Kelekatan Tidak Aman-Takut (Insecure-Resistant Attachment) : Anak-anak ini menunjukkan kecemasan yang tinggi saat terpisah dari pengasuh dan sulit untuk menenangkan diri saat pengasuh kembali. Mereka seringkali menunjukkan perilaku ambivalen, seperti mendekati pengasuh tetapi juga menolak kontak.
Dampak Kelekatan pada Perkembangan Anak :
Teori attachment memiliki implikasi yang luas dalam memahami perkembangan anak. Kelekatan yang aman dapat berkontribusi pada perkembangan sosial dan emosional yang sehat, termasuk kemampuan untuk membangun hubungan yang positif dengan orang lain di masa depan. Sebaliknya, pola kelekatan yang tidak aman dapat menyebabkan kesulitan dalam hubungan interpersonal dan masalah emosional di kemudian hari.
Pentingnya kelekatan yang aman juga terlihat dalam konteks pendidikan dan pengasuhan. Pengasuh yang responsif dan peka terhadap kebutuhan anak dapat membantu membangun kelekatan yang sehat, yang pada gilirannya mendukung perkembangan kognitif dan emosional anak.
KesimpulanTeori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya hubungan awal antara anak dan pengasuh. Dengan memahami pola kelekatan, kita dapat lebih baik mendukung perkembangan anak dan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi mereka. Kelekatan yang sehat tidak hanya berkontribusi pada kesejahteraan anak saat ini, tetapi juga membentuk dasar bagi hubungan yang sehat di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI