Namun hasil kuesioner, 70 % siswa yang kami temui mengalami kendala dalam sistem kurikulum merdeka. Terlalu banyak praktek yang membuat keluar uang banyak, kebanyakan tugas dan sedikit-sedikit ada tugas video presentasi juga. Sisanya dari siswa menyukai sistem kurikulum merdeka karena lebih menarik, banyak event, lebih banyak praktik langsung dan menjadikan siswa mandiri. Dari sistem ini, segala sesuatunya ada kelebihan dan kekurangan. Guru menyukai sistem kebebasannya, karena bisa membuat murid mengetahui apa minat dan bakatnya, namun dibalik itu juga guru sedikit kewalahan karena harus menyiapkan administrasi dan materi lebih banyak.
Berbincang lebih dalam, ternyata SMKN 1 Buduran ini memiliki kurikulum tersendiri dan jadi daya tarik juga, namun sayangnya saat kami ingin tahu lebih dalam ibu mengatakan CP itu menjadi privasi. Selain itu pendidik disini juga memiliki strategi khusus dengan memahami karakteristik dan minat murid terlebih dahulu untuk membentuk dan menciptakan karakter murid yang siap menyongsong Indonesia lebih maju. Materi dan Praktek membuat siswa bisa langsung menerapkan dan mengolah ilmunya, ditambah juga ada kegiatan magang di industri atau tempat-tempat tertentu yang membuat siswa bisa terjun langsung di lapangan. Strategi itu berhasil, karena lulusan dari SMKN 1 Buduran ini membuahkan siswa-siswanya banyak masuk ke universitas ternama, bekerja di industri, bahkan membuat lapangan pekerjaan juga.
Di akhir obrolan kami juga menanyakan apa yang menjadi tantangan ibu dalam mengajar, dan ternyata ada murid ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) yang akhirnya membuat guru-guru harus memiliki trik sehingga murid ABK ini tetap bisa mengikuti kegiatan pembelajaran. Â Untuk mengetahui lebih jelas dan rinci kami juga mendokumentasikan hasil wawancara kami yang dapat dilihat langsung di youtobeÂ
(PENULIS OLEH : DITA VALEN )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H