f.Mengikutsertakan prinsip sekularisme dalam konstitusi negara
g. Mengganti aksara Arab dengan huruf latin
h. Melarang praktek poligami
i. Membubarkan madrasah, gerakan toriqot, dan zawiyat sufi.
j. Menggati torbus sebagai ciri khas kepala dengan topi ala barat.
Pasca berakhirnya pemerintahan Attaturk, usaha untuk melepaskan diri dari potret sekularisme mulai gencar dilakukan oleh kelompok-kelompok pro Islam melalui berbagai aspek.Â
Mulai dari isu-isu sosial kemasyarakatan, maupun politik dengan cara membentuk partai-partai Islam guna mensejajarkan diri dengan partai yang sebelumnya. Hidupnya gerkan Islam sebagai bentuk mengurangi dan bahkan menghilangkan kemalisme yang berkembang sejak tahun 1924. Tumbuhnya iklim ISlam dimulai dari pemerintahan Presiden Ozal pada tahun 1983.Â
Beliau terkenal sebagai sosok muslim yang moderat namun tetap mengikuti perkembangan sekularisme. PAda dasarnya beliau bukanlah sosok yang rigid ataupun fanatik. IA mempertanyakan seberapa layak negara yang kebijakannya selalu dibawah kontrol ideologi sekuler dan gencatan militer. Â Pasca meninggalnya Ozal pada tahun 1994, terpilihlah Erdogan sebagai walikota Istanbul. Erdogan membentuk Partai AKP yang beraliran demokrat-konservatif yang sangat menekankan pada nilai-nilai tradisional Turki yang agamis.
AKP memiliki daya tarik yang cukup kuat dengan menghadirkan tokoh didalamnya yang bersifat moderat dan profesional, salah satu diantaranya adalah Erdogan. Erdogan memiliki banyak kesempatan untuk emmbuktikan bahwa dengan bernafaskan Islam dirinya kompeten membawa Turki menjadi negara yang lebih maju dan lebih baik. Erdogan mencoba beberapa alternatif baru untuk mencukup berbagai kebutuhan kota seperti halnya kelangkaan air, kemacetan dan polusi. Erdogan menanggulangi permasalahn air dengan cara mencoba menerapkan gagasan daur ulang air. Sdangkan untuk maslaah kemacetan, Erdogan berusaha membangun 50 jembatan serta jalan raya. Dan untuk polusi, Erdogan menguranginya dengan cara pemanfaatan gas alam sebagai sumber energi  dan mengganti transportasi publik dengan sarana yang lebih ramah lingkungan,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H