Saya seorang Tuli (tidak mendengar)
Dulu aku pernah mendengarkan dan cerita dari ibuku melalui bantuan tulisan dengan pena dan kertas serta bicara pelan-pelan lebih jelas. Ketika ibuku melahirkan aku, mamaku berpikir  aku terlahir sebagai anak normal.Â
Namun, saat Ia mencoba memanggilku aku tidak dapat merespon apapun, sehingga ibuku khawatir dan langsung membawaku ke dokter. Selanjutnya ketika aku berusia 2 tahun, aku  masih tak mampu merespon  dan mendengar suara apa pun.Â
Acap kali saat dipanggil  ibu perlu berteriak sembari bertepuk tangan, dan ternyata aku dinyatakan sebagai tuna wicara. Mama papaku merasa kaget dan sedih karena memikirkan cara berkomunikasi, dan  masa depanku. Â
Aku masuk sekolah pertama di SDLB-SMPLB (Sekolah Luar Biasa), Wah sudah pengalamanku berat. Waktu itu aku kelas 1-3 SD, guruku mengajarkan terapi wicara tanpa bahasa isyarat, dan aku sulit memahami apa yang guru katakan .Â
Guruku marah kepadaku dan teman sekelas, dia mengatakan  "kalian harus latihan bicara dengan baik, jangan menggunakan bahasa isyarat, harus bisa bicara..ayo bicara" .Â
Hal ini membuatku marah, dan  sulit memahami suara yang keluar dari mulut guruku. Aku tidak mau sekolah di slb, aku mau pindah sekolah di umum karena aku ingin sekolah umum seperti kesetaraan untuk inklusif.Â
Papaku juga memarah,dipukul kepalaku,cubit-cubit membuat papaku kesal mau pergi kerja di kantor gara aku tidak mau papa pulang atau pergi kerja di kantor dan mamaku lagi di rumah tiba-tiba papaku bawa aku pulang kerumah langsung aku menangis. Padahal aku tidak nakal, memang sulit komunikasi sama keluarga lingkungan di dalam rumah.Â
Aku kelas 4-6, aku pernah tidak belajar matematika yang nilai tidak bagus karena aku tidak bersemangat sekolah di slb. Aku merasa tidak nyaman sampai bertahan mau lulus . aku kelas 7-9 SMP, Nah.Â
Aku baru pertama masuk di kelas sama guru yang baik , guruku bisa bahasa isyarat untuk berkomunikasi sama aku merasa senang bisa mengobrol ,lucu-lucu ,mengajarkan mata pelajaran lebih mudah karena bahasa isyarat itu ada akses untuk Tuli.Â
Aku baru tau hal yang baru , diceritakan lainnya dari guruku sudah pengalaman. Seruu sekali, walaupun aku punya kekurangan . aku pernah sedih karena aku ingin seperti orang lain tapi tidak apa-apa yang penting aku bersyukur kepada Allah selalu bersama.
Aku kelas 10-12 SMK, aku baru pindah di sekolah umum, jurusan tata busana. Wah memangnya aku berat lebih jauh sekolah umum bedanya di slb. Karena mata pelajaran beda lebih jauh sekali. Aku tidak paham lingkungan di sekolah umum seperti apa , Nah .Â
Aku berusaha memahami lingkungan di sekolah umum dan mata pelajaran dalam pembelajaran . tapi alhamdulillah tetap menjalani hidupku dari sekarang.Â
Aku pernah berpikir bingung bagaimana cara berkomunikasi sama guru-guru jurusan tata busana untuk belajar praktek di kelas, aku betul-betul gagal paham dan miskomunikasi .Â
Aku berusaha tulisan untuk berkomunikasi sama gru-guru atau kakak kelas, wah menarik. Kakak kelasku juga mau belajar bahasa isyarat bersama aku.Â
Pengalaman lebih jauh dan berat karena aku tidak mendengar ketinggalan informasi seperti tidak ada dikasih fasilitas untuk akses Tuli.Â
Sedih, kakak-kakak kelasku kasih bersemangat, jangan sedih . berdampak positif aku bisa semangat dan fokus belajar dari sekarang . sudah bertahan sampai lulus dari di SMK.Â
Aku sudah membuktikan diri sendiri untuk orangtuaku percaya anak yang terbaik,bisa mandiri namun anakmu tidak mendengar, luar biasa dan hebat. Aku biasanya bertanya kepada mamaku seperti ini percakapan.
Aku: mama..
Mamaku: ada apa nak?
Aku: kok bisa aku lahir Tuli?
Mamaku: tidak apa-apa nak, tidak boleh sedih. Allah memberi kamu sehat, kembali normal dan anugerah, Â mama sayang nak dita.
Aku: oke mama, dulu mama pernah sedih setelah melahirkan aku terjadi Tuli? Bagaimana merasa stress?
Mamaku: pernah, mama papa sedih , berpikir atau stress anakku tidak bisa bicara dan tidak bisa mendengar.
Aku: hehe..jangan begitu mama. Mama harus sabar, belajar ikhlas anakmu Tuli itu punya bersyukur . aku sudah bisa mandiri seperti masuk di sekolah umum . luar biasa gimana?
Mamaku: alhamdulillah nak, anakku cantik, belajar yang rajin, percaya diri dek. Tidak boleh malas belajar, ayo semangat.
Aku: iya. Alhamdulillah. Mama jangan khawatir aku tidak bisa apa apa buat masa depan. Aku yakin aku pasti bisa biar mama papa bangga.
Mama: iya nak. Semoga sukses nanti kamu masuk kuliah , semangat sayang anakku.
Alhmdulillah, aku sudah berusaha memberi sabar kpd mamaku harus ikhlas aku Tuli tidak seperti sama orang lain. Mamaku sudah percaya aku walaupun aku memang tidak ada yang sempurna. Kita semua sama manusia tidak ada yang sempurna. Lanjut papaku juga.
Aku: papaa..
Papaku: ada apa nak..papa sayang adek piye...cium pipi satu kali..berapa dua kali..
Aku: papa kok lucuu. Aku sudah besar kok tidak mau cium pipi papa ..hehe..
Papaku: waduh papa sayang adek piyee..
Aku: mau tanya lagi papa
Papaku: mau tanya apa nak?
Aku: papa dulu pernah merasa sedih atau pikir aku terjadi Tuli?
Papaku: tidak nak. Papa sudah ikhlas dan sabar itu mama berpikir dita Tuli. Papa tetap sayang nak dita, tidak boleh sedih atau marah . cium satu kali apalagi cium dua kali..
Aku: wah papa mantap.. hehe ..
Berarti orangtuaku masih tetap menyayangiku namun aku Tuli. Aku bersyukur .
Nama: Dita Aprilia
Tempat dan lahir: Sengkang, 17 April 2002
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H