Mohon tunggu...
Dita Violani
Dita Violani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan IPS

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tokoh Sufi: Hamzah Al-Fansuri

2 April 2022   21:42 Diperbarui: 2 April 2022   21:44 2489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengaruh Hamzah Al-Fansuri Terhadap Ulama Sufi Lainnya

Dalam sejarah dikatakan, bahwa Hamzah al-Fansuri ini merupakan ahli sufi Indonesia yang di pandang sebagai ahli sufi pertama di Indonesia yang menuliskan buku-buku tentang tasawuf Islam. Hamzah al-Fansuri merupakan seorang sufi yang sangat giat dalam mengajarkan ilmu tasawuf sesuai dengan keyakinannnya. Salah satu muridnya adalah Syamsudin al-Sumatrani yang juga seorang tokoh sufi.Dalam pandangan Prof. Dr. Moh. Naquib Al-Attas dalam Muqaddimah risalahnya tentang Hamzah Al-Fansuri, beliau mengatakan:

"Dia mampu menuangkan pendapatnya ke dalam bahasa Indonesia yang dapat dipahami. Dia juga dipandang sebagai penulis pertama dalam tasawuf dan kesusastraan sufi sepanjang sejarah Indonesia, yang menunjukkan kemampuannya yang sempurna dalam pemikiran yang dinisbatkan kepadanya."

Hamzah Fansuri merupakan peletak dasar tasawuf di Nusantara khususnya wujudiyah. Pengaruh wujudiyah al-Fansuri di Jawa dapat dilihat dari karya Syarah al-Asyiqin dan Al-Muntahi yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Jawa. Selain itu, pengaruh doktrin wujudiyah al-Fansuri ditemukan dalam syair yang mirip dengan syair Hamzah itu sendiri. Dimana, hal tersebut menunjukkan bahwa beliau telah melakukan pengembaraan ke pulau Jawa, setelah beliau selesai mengunjungi tempat-tempat yang lain.

Selain itu, gagasan monistik Hamzah al-Fansuri diperluas dan membentuk inti pokok ajaran dan tulisan Syamsudin al-Sumatrani yang menjadi Syaikh al-Islam, dimana selama pemerintahan Iskandar muda pada waktu itu. Beliau, Hamzah al-Fansuri ini pada awalnya masuk anggota tarekat Qadiriyah di Arab, dimana kemudian diikuti oleh sarjana Melayu-Indonesia. Dan sejak abad ke-17 Masehi, ajaran wahdatul wujud yang dipelopori oleh Hamzah al-Fansuri ini, di Jawa terwujud dalam bentuk manunggalung kawulo gusti (menyatunya manusia dengan Tuhan) yang mana diajarkan oleh Syekh Siti Jenar.

Sumber Referensi:

Abdul Hadi W.M. Hamzah Fansuri Penyair Sufi Aceh. (Lotkala: Jakarta, 1984)

Ismail. 2016. Falsafah Wujudiyah Hamzah Fansuri Pemikiran Dan Pengaruhnya Di Dunia Melayu Nusantara. https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/substansia/article/download/4902/3184. Di akses 02 April 2022.

Syamsun Ni'am. 2017. Hamzah Fansuri: Pelopor Tasawuf Wujudiyah Dan Pengaruhnya Hingga Kini Di Nusantara. http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/epis/article/view/650. Di akses 02 April 2022.

Mira Fauziyah. 2013. Pemikiran Tasawuf Hamzah Fansuri. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/manhaj/article/download/188/172. Di akses 02 April 2022.

Yulsa Sari. 2017. Konsep Wahdatul Wujud Dalam Pemikiran Hamzah Fansuri. http://repository.radenintan.ac.id/659/1/skripsi_EE.pdf. Di akses 02 April 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun