2. Hakikat wujud dan penciptaan
Hamzah Al-Fansuri berpendapat bahwa wujud itu kelihatannya banyak, namun hakikatnya hanyalah satu. Wujud ini ada yang merupakan kulit dan ada yang merupakan isi. Beliau menggambarkan bahwa wujud Tuhan bagaikan lautan dalam yang tidak bergerak sedangkan untuk alam semesta digambarkan sebagai gelombang lautan.
3. Manusia
Menurut Hamzah al-Fansuri, manusia merupakan penjelmaan yang paling sempurna dan juga tingkat yang paling tinggi.
Kelepasan
Menurut Hamzah al-Fansuri, bahwa manusia merupakan makhluk penjelmaan yang sempurna dan juga berpotensi menjadi insan kamil, namun dalam hal ini manusia lalai dan mereka tidak sadar bahwa alam semesta ini hanya palsu dan fana.
Ulasan Karya-Karya Hamzah Al-Fansuri
Karya-karya Hamzah al-Fansuri ditulis dalam bentuk syair dan prosa. Dimana syair-syair beliau ini dipandang sebagai tonggak perkembangan sastra religius di Nusantara. Dalam syair al-Fansuri sendiri menggunakan bahasa Melayu dan membuat bahasa ini menjadi resmi serta digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang selanjutnya menjadi bahasa nasional di Indonesia saat ini. Selain itu, dalam syair-syair Hamazah Al-Fansuri ini memasukkan ajaran al-Qur'an dan pengetahuan tentang agama Islam sehingga hal tersebut mendorong masyarakat untuk mempelajari bahasa melayu ini.
Karya Hamzah al-Fansuri yang berbentuk syair yakni diantaranya:
1. Syair si Burung Pingai
Syair ini memuat tentang burung pingai yang melambangkan Tuhan dan jiwa manusia. Yang mengibaratkan antara kedekatan manusia dengan Tuhannya. Selain itu, dalam syair burung Pingai ini, al-Fansuri mengangkat satu masalah yang banyak dibahas di Tasawuf yakni hubungan antara satu dan banyak. Menggunakan pendekatan filsafat sufistik, Hamzah mendeskripsikan bagaimana wujud makhluk dalam kebersatuannya dengan Tuhan, sehinga Tuhan mewarnai keseluruhan wujudnya. Hamzah berkata:
Mazhar Allah akan rupanya
Asma Allah akan namanya
Malaikat akan tentaranya
Akulah wasil akan katanya