Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[RTC Kartini] Kartini Tiga Generasi

19 April 2015   19:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tante, aku akan meneruskan perjuangan Ibu di kota kecil kelahiranku. Berkat dukungan Ibu, aku sudah mengantongi sertifikat bertaraf nasional membuat hantaran dan seni merangkai bunga" demikian Sari, keponakanku berujar. Ia adalah putri Mbak Sri yang baru lulus sarjana Gizi dari Universitas Indonesia.

"Wah, itu baru keren Sari..! Orang lain berlomba mencari kerja dan berkarir di kota Metropolitan ini. Kau bahkan menolak tawaran bekerja di beberapa perusahaan multi nasional untuk pulang ke desa, membangun daerahmu." Sahutku bangga. Gadis cerdas keponakanku itu disamping mengantongi serangkaian prestasi akademis  juga menuruni bakat dan minat ibunya dalam berbagai ketrampilan dan seni. Di fakultasnya pun ia aktif dalam kegiatan seni tari dan sering mewakili almamaternya di berbagai pagelaran seni tari.

"Iya tante,...kalau pulang kampung sudah tua, telat lah, sudah tidak produktif. Anak muda seperti saya sesungguhnya yang diperlukan untuk membangun desa. Terlebih saya ingin meneruskan perjuangan Ibu untuk membuka lapangan kerja bagi murid-murid Ibu. Karena selama ini sudah ribuan murid memiliki keahlian, tapi di luaran sana masih sedikit yang mau mempekerjakan kaum difabel. Doakan usahaku segera jalan dan maju ya tante, sehingga cepat menyerap tenaga kerja, para kaum difabel terutama. Semoga mereka bisa mendapat penghidupan yang layak dari ketrampilan yang dimiliki." Ujarnya dengan semangat yang membara.

"Amien YRA. Pasti kudoakan, Sari. Nanti kubantu cari order di sini InshaAllah. Berbagai souvenir untuk acara gathering perusahaan dan event lainnya semoga bisa kau garap di sana. Jika RA Kartini berjuang untuk kaumnya, Eyang Putri telah berjuang untuk keluarga sehingga dengan usaha menjahit yang penuh berkahNya itu mampu membantu suami membiayai pendidikan seluruh putra putrinya hingga sarjana. Ibumu telah berjuang sehingga anak-anak difabel mampu berprestasi, berkreasi dan memiliki berbagai ketrampilan hidup. Dan kini kau, RA Kartini generasi ketiga akan menyerap tenaga kerja dari pada difabel sehingga mereka dapat hidup layak dan menjadi para orang tua hebat bagi putra-putri yang semoga normal sehat wal afiat harapan bangsa." Jawabku menambahkan secawan semangat untuknya.

"Siaaaap! Terimakasih tante, semoga aku bisa" Sahutnya cepat, dan derai tawa kami mengalir di sela-sela obrolan kami tentang cita-citanya.

Kupeluk Kartini muda modern dari keluarga kami itu dengan taburan doa-doa terbaik. Berharap akan dibukakan berbagai pintu kemudahan di depan sana, karena telah ia relakan pundaknya untuk memikul amanah yang semoga dititipkanNya, yaitu menjadi generasi muda yang berjuang untuk negerinya.

Ya, karena sesungguhnya semangat Kartini masih mengalir deras di jiwa kami. Harum Kartini telah menembus masa dan menjadi inspirasi bagi kita untuk berbuat sesuatu sejauh tangan meraihnya. Semoga setitik amal yang dikerjakannya kan mengundang simpatiNya.

***

Cerita ini diikutsertakan dalam lomba Cermin RTC Kartini di Rumpies Club.

Nomor Peserta : 81

Dita Widodo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun