20 = kawin cina
25 = kawin perak
30 = kawin mutiara
35 = kawin jade/karang/jade
40 = kawin rubi
50 = kawin emas
55 = kawin zamrud
60 = kawin intan
Mengingat ulang tahun pernikahan meski tanpa harus membuat pesta perayaan menurut hemat saya adalah hal yang cukup berguna. Manusia kadang membutuhkan tonggak-tonggak sejarah untuk menghikmati kesyukuran yang sampai di tangannya.
Namun alangkah lebih baik jika tanpa harus menunggu ulang tahun pernikahan tiba, setiap kepala mampu membangun keindahan persepsi atas pasangan masing-masing. Ketika hari ini rambut perak mungkin bertebaran di sana sini di kepala, kenangkan bahwa ketika rambut indah berkilau itu telah menemani perjalanan hingga puluhan tahun berikutnya.
Ketika rasa kesal dan jengkel sempat singgah karena hal-hal kecil dan perbedaan sudut pandang, bahwa dulu kala begitu engkau mendambakan melewati jalan terjal bersamanya dengan segala kemungkinan yang terjadi.
Ketika tangan yang lembut kini telah keriput, kenangkan bahwa waktu yang dipinjamkanNya tak kan merubah persepsi kehangatan kasih yang mengaliri kedua telapaknya. Meski fisik dan rupa beranjak menua, namun rasa dan cinta yang terjaga di tempatnya tak kan mengurangi  kemampuan diri untuk terus memuliakannya.
Ya, ulang tahun pernikahan adalah sekadar sarana atau media dan seremonial semata. Ia tidak sekadar perlu diperingati, tetapi lebih urgent untuk dihikmati. Karena jauh di lubuk hati terdalam, diperlukan kesungguhan untuk merawat anugerah dan berkah yang dilimpahkanNya yaitu pasangan hidup yang telah dipersandingkanNya untuk kita. Cinta adalah kalori bagi kekuatan hati  yang tak pernah habis tercerna melintasi waktu, untuk siapa pun mereka yang mampu menghargai anugerah terindah Sang Maha Cinta itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H