Selamat kuucapkan atas keberhasilanmu menembus UMPTN, meski mungkin cita-cita terbesarmu harus kau belokkan sedikit untuk kali ini. Percayalah, bahwa apa yang digariskanNya adalah yang terbaik untuk setiap kita.
Sesungguhnya awalnya aku sangat berharap kau bisa diterima di UI sehingga sekali waktu kita bisa berjumpa kembali untuk berbincang aneka topik seperti hari-hari kemarin. Tahukah kau, hidup di kota besar yang asing ini sungguh tidak mudah untukku. Teramat banyak cerita yang ingin kubagikan sebenarnya.
Semoga kau berkenan berbagi kisah harian denganku melalui surat-surat di waktu mendatang.
Tetap semangat Rania! Kau pasti bisa mencapai kesuksesanmu dengan tangga yang disiapkan Allah untukmu di hari ini :D
Salam,
Prasetyo
Kulipat kertas menjadi 3 bagian, kumasukkan dalam amplop air mail panjang, lalu kububuhi perangko berseri yang telah kusiapkan. Seri pertama telah kutempelkan. Aku tetap harus menjaga agar jangan sampai terlalu mencolok misiku dengan mengirimkan surat aneka warna. Terlebih dengan wewangian yang disematkan. Bisa-bisa suratku tak pernah terbalas. Bukankah aku masih ingin menyematkan perangko seri berikutnya di surat lainnya?
Bergegas aku menuju kantor pos di kawasan Jurang Mangu, tempatku menimba ilmu. Cukup sekali naik angkutan kota, kantor pos yang kutuju telah di depan mata.
Bismillah ; Surat pertama, semoga menjadi pembuka jalan berikutnya.
( Bersambung )
Tulisan sebelumnya :