Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Friedrich Nietzsche dan Kehendak Berkuasa

15 Oktober 2020   08:23 Diperbarui: 15 Oktober 2020   08:27 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nietzsche mengunci bahwa kehendak itu ialah untuk berkuasa. Contohnya, seperti yang disebut Thomas Hobbes, ketika manusia lahir, dia menangis. Tangisan ini bukanlah sekadar tangisan. Tangisan itu adalah raungan untuk menerkam yang lain. Manusia itu bukan manusia yang suka menjadi orang yang lebih lemah. 

Tak mungkin kamu menjadi manusia untuk mempunyai posisi yang lemah. Pemerkosaan adalah cetusan yang paling jelas dalam hal ini. Tentu saja Nietzsche tidak bicara soal pemerkosaan. 

Tetapi Nietzsche bicara bahwa kepentingan dari nilai itu kerap berada pada kutub untuk berkuasa. Dalam Nietzsche, tidak ada yang namanya baik buruk sedemikian rupa, sebab tindakan atau perbuatan manusia itu berdasarkan pada kesadarannya sendiri, pada dirinya sendiri. Bagaimana kalau de facto ia ingin memukul orang? 

Yang bersangkutan pasti bukan memukul untuk memukul, tetapi dia berada pada self deception, artinya penipuan diri sendiri. 

Kelompok masa yang sedang bentrok dan baku pukul dengan aparat keamanan misalnya, mereka ikut bentrok bukan karena mereka ingin dipukul, tetapi mereka mengira bahwa mereka bentrok dan baku pukul untuk keadilan, dengan melakukan aksi demo.

Hakekat kekuasaan sebagaimana dimengerti oleh Nietzsche adalah pedoman dan ukuran yang menentukan hidup manusia dalam segala bidang. Egalitarisme pun dilatarbelakangi oleh motif kekuasaan. 

Kekuasaan dalam pandangan Nietzsche merupakan dasar dan pendorong bagi seluruh tindakan manusia termasuk tindakan baik yang dilakukan seseorang digerakkan oleh kehendak berkuasa ini. 

Implikasi atas pernyataan ini sangat luas sehingga dapat melegitimasi adanya penindasan satu kelompok yang berkuasa atas kelompok yang lemah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun