Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bermain Sape' sebagai Ungkapan Jiwa dan Simbol Presentasional

10 Oktober 2020   10:03 Diperbarui: 10 Oktober 2020   10:26 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada umumnya simbol presentasional dimengerti sebagai suatu realitas konkret dan kelihatan, yang karena ciri dan coraknya dapat menghadirkan kesadaran misteri bagi manusia. Realitas yang tersembunyi menjadi sarana presentasional manusia dan realitas yang kelihatan dengan menjelaskan realitas yang tak kelihatan. 

Sape' sebagai simbol presentasional harus dipahami bukan sekedar sape' sebagai in se per se, tetapi terkandung makna yang lebih dalam dan luas. Maksudnya adalah bahwa di balik simbol persentasional terdapat makna yang mengungkapkan bagaimana orang Dayak sungguh menghayati kesatuan mereka dengan alam semesta, sesama dan Tuhan. Sape' salah satu wujud dari kesatuan mereka dengan semua itu. Hal ini dapat dilihat dari simbol-simbol yang disebut dalam keseluruhan sape'. 

Seperti yang telah saya sebut di atas bahwa pada badan sape' tradisional dibentuk seperti perahu di bagain belakang sebagai ruang resonansi (suara). Sedangkan pada permukaan sape' dihiasi dengan ukiran motif yang variatif, misalnya ukiran naga, kepala anjing dan paruh burung enggang yang terdapat pada bagian ujung leher sape' tradisional. Ukiran-ukiran simbolis tersebut merupakan persentasi hubungan mereka dengan alam yang dapat mengantar orang pada refleksi yang lebih mendalam akan makna prsentasional sape'.

Simbol prsentasional sape' adalah suatu lambang yang menunjukkan dan menghadirkan suatu realitas yang melampaui segala pengalaman biasa dan hanya tercapai melalui dan dalam simbol tersebut. Sebab realitas itu juga memperlihatkan diri dalam simbol. 

Simbol presentasional sape' tidak hanya sekedar menghadirkan estetika hidup orang Dayak, tetapi juga menampilkan dimensi-dimensi lain, seperti obidiance (ketaatan), dalam arti menjalankan perintah Tuhan. Fidelity (kesetiaan), dalam artian setia menjaga tradisi seperti yang diperintahkan dan disepakati. Bagi orang Dayak setia menjalankan dan menjaga tradisi sama dengan menjaga harmonisasi alam semesta. 

Alam semesta diakui mengandung unsur-unsur spiritual sebagai tanda kehadiran Yang Tertinggi, maka dapat dipandang sebagai salah satu pewahyuan Yang Ilahi bagi manusia. Sebab itu alam sendiri banyak memberi simbol-simbol mengenai Yang Ilahi bagi manusia, sehingga lewat simbol-simbol yang ada dalam alam itu manusia dapat mengenal dan memahami Yang Ilahi dan mengakuinya. 

Manusia sendiri memandang simbol-simbol dalam alam itu sebagai cara atau sarana Yang Ilahi untuk mendekatkan dirinya kepada manusia. Maka segala simbol dalam alam itu dapat dipandang sebagai tanda yang membawa keselamatan bagi manusia dan sekaligus sebagai tanda yang menyatakan bahaya dari Yang Ilahi.

Adanya simbol-simbol dalam alam mengubah pandangan manusia mengenai alam. Alam dilihat bukan hanya sebagai tempat tinggal manusia tetapi juga dapat membentuk corak lahir dan batin manusia. Corak lahir dan batin itu ditemukan dalam dan lewat simbol-simbol yang dijumpai dalam alam. Oleh karena itu simbol-simbol tidak bisa dipisahkan dari kehidupan religius manusia. 

Lewat simbol-simbol manusia dapat mengenal sesuatu yang tersembunyi dan rahasia, kemudian ditafsirkan dan dicari maknanya sehingga hal yang tadinya rahasia dan tersembunyi menjadi sedikit jelas dan bermanfaat bagi manusia. Manusia juga membutuhkan simbol-simbol untuk mengungkapkan jiwa dan perasaan seperti bermain sape' atau eksistensi sape' itu sendiri sehingga simbol-simbol itu dibutuhkan dan dapat diciptakan oleh manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun