Eksistensi bukit yang megah dan menawan hati setiap orang ini, sedang terancam. Hal tersebut tidak lain karena disebabkan serakahnya kekuasaan dan investasi perkebunan sekala besar. Disekeliling Kujau dan perkampungan sekitarnya sudah dikelilingi perusahaan sawit. Di sebelah barat ada beberapa perusahaan yang beroprasi dan semakin mengarah ke kaki Kujau, di antaranya PT Indofood, PT Citra Kalbar Sarana (CKS), PT Permata Hijau Sarana (PHS), di seberang selatan ada PT Multi Prima Entakai (MPE) dan PT Indofood dan untuk sebelah utara hingga timur dikuasai PT SDK. Perlu diketahui sebelumnya di sekeliling Kujau hingga kaki bukit dipenuhi hutan tropis dengan kayu-kayu raksasanya tetapi itu tinggal kenangan yang tersisa hanya puing dan tunggulnya saja. Hutan dan kayu sudah habis dilahap para pengusaha dan penguasa melalui program HPH.
Memperhatikan kondisi saat ini, upaya penyelamatan Bukit Kujau perlu dilakukan. Langkah awal yang mesti dilakukan adalah menghindari penebangan hutan secara besar-besaran di sekitar Kujau, termasuk mencegah masuknya perusahaan yang senangnya cuma mengeruk hasil semata. Setiap manusia berpotensi menjadi perusak lingkungan, baik dalam sekala kecil maupun besar. Ketika manusia menggerus kekayaan alam, membangun imprastruktur, jalan raya dan perumahan, menggunakan kendaraan bermotor dan menggerakan pabrik, terjadilah kerusakan lingkungan. Namun, setiap manusia juga berpotensi untuk menjadi pahlawan penyelamat lingkungan. Dengan kerjasama semua pihak terkait terutama pemerintah dan warga sekitar atas dasar kepedulian serta rasa memiliki yang tinggi niscaya Bukit Kujau masih dapat dinikmati hingga anak cucu kelak.
SELAMAT HARI PARIWISATA SEDUNIA*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H