Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bukit Kujau: Heart of Borneo

3 Oktober 2020   13:32 Diperbarui: 4 November 2020   08:35 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat mata orang tertuju kepada bukit yang berketinggian kurang lebih 4000-an meter ini sudah pasti akan berdecak kagum apalagi kalau sampai mampu mendakinya hingga ke puncak. Lebih-lebih bila mereka yang berezeki maka bisa saja menemukan sesuatu di sana. Menurut keterangan warga yang berada di sekitar Kujau (SP V SKPC, Pulau Mandung, Bangun, Seranjuk dan lain-lain) adalah sebuah anugerah bila mampu mendaki hingga ke Cuncung, terutama Cuncung Inu'k (puncak induk yang paling tinggi). Bukit Kujau terkenal dengan keanggunan dan keperkasaannya, banyak cerita legenda dan misteri yang berhubungan dengan bukit itu.

Mitologi Kujau

Ditilik dari sudut historisnya, Kujau memang menyimpan sebuah kekuatan mistik yang notabene adalah positif. Hal tersebut memang kasat mata tetapi bisa dirasakan saat berada di dalamnya. Untuk itulah, menurut warga setempat tidak diperkenankan seseorang mengambil sesuatu di dalam bukit tanpa melalui prasyarat tertentu. Karena itu tempat tersebut sudah ngeramat maka meskipun yang berkeinginan mengambil sesuatu hendaaknya meminta izin kepada Petara dan Puyang Gana (penjaga tanah).

Mengenai sejarah asal-usul Kujau, tidak ada yang tahu pasti karena merupakan kekayaan alam peninggalan leluhur yang telah menjadi saksi bisu turun-temurun. Menurut orang-orang setempat, Kujau sudah ada semenjak mereka lahir. Mereka menambahkan, Kujau adalah salah satu bukit sejarah terpenting tentang munculnya Dayak Seberuang dan Desa di sekitar aliran sungai Tempunak dan Sepauk. Oleh karena itu, Kujau menjadi simbol sebagai sebuah tempat yang dirindukan. Dalam catatan sejarah lisan juga disebutkan tubuh perahu Aji Melayu menutupi puncak Kujau, yang hingga kini masih ada di dekat Cuncung Kujau dalam bentuk batu yang persis seperti sebuah perahu besar. Tempat ini menjadi salah satu situs penting.

 

Dimensi Historis: Ruang dan Waktu

Bukti sejarah ini menyimpulkan bahwa semenjak dunia belum sempurna di mana sekitar wilayah kujau sekarang masih berbentuk Segara', Kujau sudah ada. Kisah lain yang menyebutkan bahwa saat manusia Dayak masih berkumpul di Tampun Juah dan tiba-tiba terjadi perang, Kujau adalah salah satu tempat berlindung sekaligus pelarian. Demikian pula saat terjadi pengayauan (berburu kepala manusia), mereka yang ditinggal mati oleh keturunannya di bawa pengayau lain ke Kujau lantas menjadi Orang Tapa.

Mengenai hal tersebut, seorang tetua adat menyebutkan, mereka yang menjadi yatim piatu selalu diantar ke Kujau dan menjadi Orang Tapa, setelah menjadi Orang Tapa mereka menjadi manusia yang sakti mandraguna bahkan sulit dilihat dengan mata telanjang. Umumnya Orang Tapa ini membantu warga sekitar dan siap dipanggil kapanpun saat warga dalam kesulitan.

Memperhatikan hubungan historis dengan kehidupan serta asal-usul manusia Dayak di sekitar Kujau, maka tidak aneh apabila Kujau menjadi begitu keramat dan menjadi tujuan banyak orang. Ada yang berkunjung sekedar ingin menikmati sensasi indahnya alam puncak Kujau, ada pula yang datang dengan intensi tertentu. Misteri yang tersembunyi bukan sesuatu yang menakutkan melainkan sebagai bukti kalau bukit ini mempunyai nilai eksklusif yang patut dilestarikan dan dijaga eksistensinya. Soal percaya atau tidak itu relatif, silakan membuktikannya sendiri.

 

Eksistensi Kujau Terancam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun