Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konsep Masyarakat Ideal Pada Suku Dayak Desa (Tinjauan Antropologis-Sosiologis)

1 Oktober 2020   13:31 Diperbarui: 10 Januari 2021   13:41 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengetahuan dan pengertian yang memuncak dalam kebijaksanaan dan yang menyatu dengan kesederhanaan itu menyatukan orang dengan dunianya. Pada hakikatnya manusia adalah pribadi, makhluk individu tetapi tidak dapat disangkal bahwa ia juga berelasi dengan makhluk-makhluk lainnya, dengan dunianya, termasuk manusia lainnya (Bakker, 1994:2). Ini senada dengan pemikiran dan pemahaman yang mengatakan bahwa hakikat manusia adalah makhluk yang multidimensional dan memiliki taraf yang bertingkat atau berjenjang. Di samping sebagai makhluk yang multidimensional dan memiliki taraf yang berjenjang, juga berstruktur bipolaritas (Lanur, 1993:37). Artinya, manusia sebagai totalitas yang mengandung atau mempunyai dua aspek realitas yang tidak dapat disangkal.

Manusia sebagai realitas juga makhluk yang bermasyarakat. Sosialitas artinya hubungan antar manusia dan pribadi itulah yang mendorong manusia untuk bermasyarakat atau hidup bersama membangun dunianya. Pertanyaan yang muncul adalah apakah masyarakat ideal itu? Apakah masyarakat ideal itu menurut Dayak Desa? Bagaimanakah orang Dayak Desa membangun hidup bermasyarakat yang ideal? Bagaimanakah orang Dayak Desa membangun sosialitas antar sesama manusia? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang hendak diuraikan dalam tulisan ini.

Pengertian Masyarakat Ideal Secara Umum

Secara implisit masyarakat ideal itu merupakan masyarakat yang dicita-citakan atau masyarakat terbaik. Munculnya suatu masalah sosial dianggap sebagai deviasi (penyimpangan) terhadap konsep masyarakat ideal (Bakker, 1994:10). Konsep masalah sosial tergantung pada pengertian tentang masyarakat. Pada umumnya penyusunan konsep masyarakat ideal itu dipengaruhi oleh kondisi masyarakat pada masa hidupnya. Karena itu masalah sosial itu sendiri ditentukan oleh kebudayaan, misalnya oleh adat istiadat yang ada (Bakker, 1994:11). Contoh pada masa lampau orang tidak mempersoalkan anak-anak bekerja bersama orang tuanya menyadap karet atau pergi ke uma (Dayak Desa), tetapi dewasa ini, pekerja anak-anak dilihat sebagai pelecehan atau penindasan terhadap kebebasan anak-anak.

Jadi, masyarakat ideal terjadi jika adanya kesadaran akan hal-hal dan kewajiban pada interaksi seluruh anggota masyarakat yang berperan sebagai peserta komunikasi (Lanur, 1993:42). Singkat kata, masyarakat ideal adalah kesesuaian tingkah laku atau perbuatan seluruh masyarakat dengan norma-norma umum masyarakat dan adat istiadat, terintegrasi dengan tingkah laku umum, serta dapat mengetahui jati dirinya dan mengorganisasikannya sebagai satu kesatuan yang utuh dari sistem sosial.

Masyarakat Ideal Menurut Dayak Desa

Sebagai ekspresi masyarakat ideal pada Dayak Desa terlihat dalam aktivitas perladangan Dayak Desa. Sistem perladangan Dayak Desa merupakan aktualisasi dari kehidupan yang tak terhitung secara ekonomis. Maksudnya adalah hubungan antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok atas dasar saling menghormati yang melahirkan dan memperkuat persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Ekspresi sosial-budaya ini sekaligus menunjukkan kesadaran orang Dayak Desa bahwa dirinya tidak dapat hidup tanpa orang lain. Orang Dayak Desa sadar bahwa masyarakat ideal adalah masyarakat yang harus hidup berdampingan dengan yang lain. Contoh lain adalah relasi yang baik antara pejabat desa dengan masyarakat.

Manusia Membangun Hidup Bermasyarakat

Sebagaimana telah dijelaskan baik secara umum maupun berdasarkan perspektif Dayak Desa tentang masyarakat di atas, kita mengetahui bahwa masyarakat manusia terbentuk berdasarkan kekurangan dan kelebihan dalam hidup masyarakat dan setiap individu, ketidaksempurnaan dalam hidup masyarakat tersebut harus diatasi dan terjadinya masyarakat dapat ditemukan dari akarnya atau sumbernya, yaitu kodrat manusia. Manusia secara hakiki bersifat sosial, selalu melibatkan diri dengan "yang lain" (Bakker, 1994:23). Dalam mencapai masyarakat yang ideal ada beberapa unsur atau komponen yang mendukung agar masyarakat menjadi ideal.

Pemerintah atau Pejabat Desa

Pemerintah atau Pejabat Desa amat berperan penting dalam mewujudkan masyarakat yang ideal atau harmonis. Pejabat desa memberikan pelayanan kepada masyarakatnya, serta mengorganisasikannya. Keberhasilan suatu desa dalam mengorganisasi masyarakat dapat dilihat dari beberapa peran strategis pejabat desa, diantaranya adalah memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desanya, menumbuhkan kemandirian dan perkembangan masyarakat (Agus, 2003:15).

Masyarakat

Unsur utama dalam pembentukan masyarakat ideal adalah masyarakat itu sendiri dalam memberikan sumbangan bagi pembangunan masyarakat, maupun bangsa, dari segi ekonomi, sosial dan budaya (Agus, 2003:16). Sumbangan tersebut berupa rumusan berbagai kebutuhan mereka, merencanakan pemenuhannya dan melaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dalam membangun masyarakat yang ideal, perlunya memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan kebudayaan masyarakat, mengintegrasikan kehidupan masyarakat itu ke dalam kehidupan bangsa dan memampukan mereka untuk memberi sumbangan sepenuhnya bagi kemajuan bangsa dan negara. Pembangunan masyarakat adalah suatu proses di mana masyarakat membahas dan merumuskan kebutuhan mereka, merencanakan usaha sepenuhnya dan melaksanakan rencana sebaik-baiknya.

Berdasarkan kedua unsur di atas, membangun masyarakat ideal adalah kerja sama dari semua pihak, yaitu pejabat desa atau pemerintah setempat maupun masyarakat itu sendiri. Masyarakat memiliki simpati yang memberi perhatian terhadap orang lain. Pejabat desa pemerintah juga harus memperhatikan kebutuhan masyarakatnya, menetapkan adat-istiadat dan peraturan yang mengatur agar tercipta ketertiban umum. Saat semuanya saling memberi perhatian misalnya pejabat desa memberi perhatian atau bersimpati terhadap masyarakatnya, begitu sebaliknya masyarakat mematuhi dan bersimpati baik kepada sesama maupun kepada pejabat desa, maka terciptalah masyarakat ideal. Dengan demikian, masyarakat ideal merupakan masyarakat yang dibangun di atas dasar sosialitas antar manusia.

Manusia Membangun Sosialitas antar Manusia

Sosialitas manusia merupakan salah satu usaha yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Sosialitas manusia itu suatu unsur yang ada pada kodrat manusia (Bakker, 1994:38). Manusia dalam membangun sosialitas antar sesamanya memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

No man is an island

Sosialitas manusia atau hubungan antar manusia mempunyai dimensi yang sangat luas. Manusia menjadi manusia hanya kalau ia bergaul, berelasi, berkomunikasi dan bersekutu dengan manusia lain. Meminjam istilah A. Bakker bahwa manusia tidak mungkin hidup sendirian, no man is an island (Bakker, 1994:41). Sosialitas merupakan kekhasan yang tidak teringkari, bukan ciri yang ditambahkan pada manusia atau kondisi yang ditentukan dari luar, melainkan sesuatu yang melekat pada dirinya sejak lahir.

Sosialitas yang terkait dengan kodrat manusia

Sosialitas yang terkait dengan kodrat manusia mengarah pada kemanusiaan yang luas, penuh dan lebih sempurna. Sosialitas manusia adalah sosialitas yang terbuka, prospektif dan dapat berkembang ke arah yang baik sejauh anggota-anggota masyarakat menyadari prospek dan tanggung jawabnya (Bakker, 1994:43). Contoh: hubungan yang dialami anak-anak berlainan dengan orang dewasa, demikian juga pengalaman sosial orang-orang primitif berlainan dengan orang-orang modern atau orang-orang milenial.

Hubungan sosial terjadi karena dua sebab

Pertama, hubungan sosial terjadi karena ikatan yang akrab, bisa jadi karena kesamaan kelas, etnis, budaya atau kepercayaan. Kedua, hubungan sosial terjadi karena saling membutuhkan satu terhadap yang lain. Hubungan sosial ini lebih bersifat rasional dan menghasilkan pembagian sosial dalam fungsi-fungsi yang teratur, ikatan yang terjalin bersifat luas (Bakker, 1994:45). Contohnya dalam masyarakat Dayak Desa dan pejabat desa atau pemerintahan setempat terjadi relasi timbal balik antara masyarakat dan pejabat desa. Di sana terjalin relasi antar subyek yang saling membutuhkan satu terhadap yang lainnya.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara tentang masyarakat ideal sangatlah unik dan kompleks. Dalam memaknai masyarakat ideal terdapat keanekaragaman khas dan corak sejarah dengan kekhasan yang dimiliki oleh masyarakat Dayak Desa sebagai kelompok entitas yang unik dari sudut pandang yang digunakan. Karena itu, sikap kritis, reflektif dan kreatif setiap individu atau manusia senantiasa dituntut dalam usaha merespon, mencari alternatif pemikiran dalam rangka pemecahan persoalan-persoalan yang muncul.

Selain memahami apa itu masyarakat ideal kita juga harus melihat potensi manusia yang ada di masyarakat, khususnya pada masyarakat Dayak Desa. Potensi yang ada di dalam diri manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat ideal. Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam membangun masyarakat ideal maka akan semakin baik pula hasilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun