Maka, manusia hanya bisa mengenal yang tertinggi sejauh dia memahami makna dari simbol-simbol tersebut. Tetapi bukan berarti pengenalan manusia akan Yang Tertinggi itu sepenuhnya hasil dari usahanya sendiri, melainkan karena dalam manusia ada unsur yang disebut "badan dan jiwa"Â terkait konsep badan dan jiwa baca artikel yang pernah saya tulis sebelumnya.Â
Manusia memiliki sifat hakiki yang jasmani dan rohani untuk mengungkapkan Yang Tertinggi melalui simbol-simbol. Lewat simbol-simbol, manusia dapat mengungkapkan rahasia-rahasia Yang Tertinggi dalam alam, karena ia memanifestasikan diri-Nya melalui segala macam peristiwa alam (Subagya, 2000:71).
Simbol-simbol juga berfungsi sebagai pengenalan ke arah dunia 'seberang sana'. Dunia ini mengkomunikasikan makna-makna yang tidak langsung dan tidak biasa, karena kodratnya yang melampaui akal budi manusia. Makna simbol merupakan cara pengenalan yang bersifat khas religius yang dihubungkan dengna konsep tentang Yang Tertinggi.
Simbol-simbol tidak hanya menyingkapkan suatu struktur realitas dan dimensi eksistensial, tetapi sekaligus memberi makna kepada kehidupan manusia. Simbol-simbol sebagai sarana untuk mewujudkan kesatuan antara eksistensi manusia dengan struktur kosmos, sehingga manusia tidak merasa dirinya terisolasi di dalam kosmos, tetapi terbuka terhadap dunia berkat simbol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H