Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gagasan Suku Dayak Mengenai Simbol-simbol (Tinjauan Filosofis)

29 September 2020   12:10 Diperbarui: 10 Januari 2021   13:38 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ritual nyengkelan baju adat, Sanggar Pungak Lanjan, di Dusun Tapang Sambas, Tapang Kemayau Kab. Sekadau (Dokumentasi by Bpk. Niko Thomas Kinga).

Maka, manusia hanya bisa mengenal yang tertinggi sejauh dia memahami makna dari simbol-simbol tersebut. Tetapi bukan berarti pengenalan manusia akan Yang Tertinggi itu sepenuhnya hasil dari usahanya sendiri, melainkan karena dalam manusia ada unsur yang disebut "badan dan jiwa" terkait konsep badan dan jiwa baca artikel yang pernah saya tulis sebelumnya. 

Manusia memiliki sifat hakiki yang jasmani dan rohani untuk mengungkapkan Yang Tertinggi melalui simbol-simbol. Lewat simbol-simbol, manusia dapat mengungkapkan rahasia-rahasia Yang Tertinggi dalam alam, karena ia memanifestasikan diri-Nya melalui segala macam peristiwa alam (Subagya, 2000:71).

Simbol-simbol juga berfungsi sebagai pengenalan ke arah dunia 'seberang sana'. Dunia ini mengkomunikasikan makna-makna yang tidak langsung dan tidak biasa, karena kodratnya yang melampaui akal budi manusia. Makna simbol merupakan cara pengenalan yang bersifat khas religius yang dihubungkan dengna konsep tentang Yang Tertinggi.

Simbol-simbol tidak hanya menyingkapkan suatu struktur realitas dan dimensi eksistensial, tetapi sekaligus memberi makna kepada kehidupan manusia. Simbol-simbol sebagai sarana untuk mewujudkan kesatuan antara eksistensi manusia dengan struktur kosmos, sehingga manusia tidak merasa dirinya terisolasi di dalam kosmos, tetapi terbuka terhadap dunia berkat simbol.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun