Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

New Lebaran

2 Juni 2020   13:48 Diperbarui: 2 Juni 2020   13:56 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepuluh hari sudah Lebaran berlalu. 1 Syawal 1441 Hijirah bertepatan dengan hari Minggu 24 Mei 2020, umat Islam di seluruh penjuru dunia merayakan hari kemenangan. Menang melawan hawa nafsu setelah melaksanakan puasa Ramadhan selama sebulan penuh.

Namun 1441 H atau tahun 2020 Masehi ini Idul Fitri dirayakan dengan sesuatu yang berbeda. Umat manusia bukan saja menghadapi puasa yang beratnya lebih dari perang badar, namun kini harus perang berhadapan dengan virus corona yang mematikan.

Seluruh penjuru dunia tak terkecuali Indonesia harus melaksanakan protokol kesehatan sehubungan dengan pemutusan mata rantai covid-19, penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan antivirusnya. Berbagai aturan dikeluarkan pemerintah negara-negara di seluruh dunia sesuai dengan kondisi negara masing-masing, mulai dari social distancing, menjaga jarak dengan work from home, bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, melarang mudik, mengeluarkan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga lockdown. Semua dilakukan demi menurunkan tingkat terinfeksinya penyakit corona ini dan memutus penyebarannya.

Demikian pula dengan beribadah, mengikuti protokol kesehatan, MUI menyarakan untuk beribadah di rumah. Tidak hanya di Indonesia, Saudi Arabia telah dahulu menutup Masjidil Haram untuk kegiatan ibadah sholat dan tawaf. Semua umat muslim dihimbau untuk melakukan ibadah sholat wajib, sholat tarawih dan witir di rumah. Hingga akhir Ramadhan belum ada tanda-tanda berakhirnya wabah corona hingga sholat ied 1441 H pun harus dilakukan di rumah.

Sholat Ied sebagian mazhab mengatakan merupakan sunnah muakad maka dalam keadaan darurat dapat dilakukan di rumah dengan minimal 4 orang dengan 1 orang menjadi Imam dan Khatib atau minimal 3 orang atau 1 orang munfarid sholat tanpa khutbah.

Keadaan ini merupakan hal-hal baru yang mungkin belum pernah atau jarang terjadi sepanjang sejarah normal manusia.

Beberapa hal lain yang menarik saat perayaan Idul Fitri 1441 H atau New Idul Fitri adalah sebagai berikut:

Mendadak Imam

Hal yang menarik di New Idul Fitri tahun ini adalah Mendadak Imam. Akan menjadi kisah menarik di kemudian hari nantinya ketika mereka yang hidup saat ini menjadi kakek dan nenek beberapa tahun yang akan datang dan mereka menceritakan kepada anak cucunya kelak bahwa di tahun 2020 ia pernah menjadi Imam dan Khatib Sholat Idul Fitri. Wah, keren.

Seperti yang kita ketahui bahwa Imam dan Khatib sholat ied umumnya adalah seorang Imam besar, Ustad maupun Kyai ternama di level negara, beliau bisa seorang Guru Besar, Profesor, Dekan Perguruan Tinggi, Pejabat Tinggi di suatu daerah atau Tokoh Masyarakat di level yang lebih rendah.

Lha ini, seorang ibu atau seorang kakek menjadi imam sholat ied. Ya, semua itu terjadi di saat kondisi darurat, bencana. Semua bisa dan boleh terjadi. Ada hukumnya. Sah.

Ketika keadaan normal kembali, maka hal-hal darurat tadi tidak berlaku lagi. Jadi disini tak perlu lagi menjadi perdebatan.

Sama halnya ketika yang haram, sebut misalkan babi dan anjing atau darah ular harus menjadi obat suatu penyakit ketika obat atau bahan lain tidak ada lagi, maka ia menjadi Halal hukumnya dikonsumsi untuk penyembuhan penyakit itu.

Tetapi bilamana ada yang tetap melakukan tarawih dan sholat ied seperti keadaan normal ditengah merebaknya wabah covid-19 ya silahkan saja.

Himbauan telah disampaikan, aturan telah dibuat, tetapi kalau keyakinannya mengatakan tidak ada itu penyakit kalau tetap normal beribadah atau di wilayahnya kondisi hijau atau tidak terjangkiti penyakit, ya monggo silahkan saja. Pemerintah hanya mencegah sifatnya.

Ya kalau masih ada yang bandel lalu terjangkiti corona yang repot ya tidak mereka sendiri juga tetapi masyarakat sekitar, tenaga kesehatan dan pemerintah juga tentunya.

Silaturahmi Digital

Meskipun di tengah wabah covid-19 ini pemerintah telah mengeluarkan larangan mudik untuk mencegah penyebarannya, namun bagi sebagian masyarakat tradisi mudik tetap berjalan seperti biasa. Berbagai upaya mereka lakukan.

Baik yang mudik jauh-jauh hari, maupun mudik dekat lebaran dengan berbagai cara, mencari jalur tikus untuk menghindari pemblokiran akses, mengelabui petugas dengan menumpang di kontainer, truk dan sebagainya. 

Akibatnya kurva terdampak covid pun berfluktuatif, daerah-daerah tertentu yang tadinya menunjukkan penurunan tiba-tiba meningkat. Seperti teori balon, dicegah di suatu tempat tetapi meningkat di tempat lain.

Bagi yang tidak bisa mudik, tentu lah sedih rasanya. Apalagi yang belum pernah pulang atau mungkin sudah berniat tahun ini kumpul bersama keluarga, dan batal lagi, tentulah ambyar semua rencana-rencana itu. Pilihannya hanya ada dua, menularkan atau tertular.

Sehingga semua harus menahan diri melakukan physical distancing.
Namun New Idul Fitri tetap memberikan alternatif silaturahmi yaitu secara digital. Bukan manusia hidup namanya kalau tidak kreatif. Temuan-temuan baru dibidang teknologi terus berkembang dan membuat berbagai keadaan jadi gampang.

Dengan fasilitas video conference, masyarakat bisa melakukan silaturahmi secara bersama sanak keluarga. Memang fisik berjauhan tetapi silaturahmi bisa tetap terhubung. Bahkan beberapa orang yang memiliki keluarga besar, bisa terhubung semua baik di kampung maupun luar negeri. Bisa saling sapa, bercengkerama, bernyanyi dan bahagia semua.

Nenek bisa melihat cucu, ayah yang tinggal di tempat kerja bisa melihat anaknya yang baru lahir, mama bisa melihat anaknya di kosan. Jarak tak lagi menjadi masalah. Aplikasi dan software memudahkan semuanya.

Terobosan Aplikasi

Di New Lebaran ini banyak penggunaan aplikasi terutama smartphone yang memudahkan masyarakat untuk bersilaturahmi. Seiring perkembangan zaman, silaturahmi dari rumah ke rumah sudah semakin jarang dilakukan. Berkirim ucapan lebaran dengan kartu tergantikan dengan BBM, sms dan kini wa.

Namun semua yang statis kini berganti pula dengan yang dinamis berupa video pendek ucapan Selamat Lebaran. Silaturahmi digital seperti diuraikan diatas bisa dilakukan dengan zoom, whatsapp, skype dan lainnya.

Demikian pula ucapan selamat lebaran dalam gambar dan video pendek juga ditawarkan oleh berbagai aplikasi dan banyak yang gratis, simpel dan tinggal pakai. Keadaan darurat menyebabkan orang berpikir untuk mengembangkan teknologi.

Tausiah Online

Tak lepas dari New Idul Fitri, keadaan yang memaksa masyarakat untuk beribadah di rumah, menuntut para ustad, ulama untuk memberikan tausiah secara online.

Sejak ramadhan seperti belajar online, banyak ulama bahkan ustad pengajian ibu-ibu di perumahan juga memberikan tausiah online.

Semua terhubung, semua dekat, ilmu dan dakwah tersampaikan. Tidak ada yang sulit. Yang sulit adalah yang tidak punya data internet dan tidak mau ikut pengajian.

Opor Online

Teknologi itu memudahkan. Tak lepas dari Lebaran adalah Opor, masakan saat Lebaran. Dengan dirumahkan, ibu-ibu maupun bapak-bapak mungkin, banyak yang mencoba resep-resep masakan yang banyak tersedia di medsos. Ibu-ibu bisa belajar memasak rendang, sayur lodeh, bikin ketupat, memasak opor ayam dan sebagainya. Resep-resep ini banyak tersedia di youtube.

Anak-anak dan keluarga menjadi juri atau tester dari masakan mama, enak apa tidak, kurang apanya, keasinan kah, keaseman hehe, semua gembira. Semua disantap saat New Lebaran

Tak ketinggalan pula yang menawarkan Opor Online. Penjualan produk masakan mungkin sudah lama ada, namun bagi yang terdampak corona, yang di PHK, yang kehilangan pekerjaan, yang wfh, ini merupakan kesempatan mereka untuk mengadu nasib. Tak sedikit masyarakat di berbagai daerah sejak ramadhan menjual takjil, kurma secara online.

Ada juga kue-kue lebaran. Begitu juga dengan santapan saat lebaran, ada rendang, sarung ketupat, ketupat jadi yang sudah mateng, opor, sayur lodeh, sambalado daging, telur, kering tempe, kering kentang, teri balado, semua ada, mau ukuran 1 kg, 2 kg dan sebagainya. Dulu mungkin tak terpikirkan tetapi sekarang peluang itu terbuka lebar. New Lebaran sungguh membawa berkah.

Demikian New Idul Fitri membawa banyak perubahan prilaku umat manusia. Semua menjadi pelajaran berarti dan sejarah bagi kita. Islam itu mudah dan memudahkan.

Tidak ada yang berat bagi yang taat menjalankannya. Hanya sholat online yang sepertinya belum ada aturannya dalam Islam seperti Kebaktian dalam ajaran agama lain, hanya ceramah yang bisa diikuti oleh umatnya secara online, dalam Islam mengikuti pengajian atau ceramah online juga bisa.

Namun jika seorang Imam di mesjid mengimami jamaahnya yang sholat di rumah, ini yang tidak boleh dalam Islam.

Semoga New Idul Fitri 1441 H tetap memberikan kita suasana bahagia dan kemenangan bagi kita semua dan doa kita agar wabah corona ini segera diangkat Allah dari muka bumi ini. Aamiin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun