Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terjebak dalam Gagal Fokus

31 Mei 2018   23:16 Diperbarui: 31 Mei 2018   23:39 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Waahh jadi salfok nih gue, salah fokus liat tasnya!", "iya nih saya kok jadi gagal fokus liat bajunya". Demikianlah sering kita baca komentar-komentar netizen tatkala melihat foto-foto di media sosial atau kita dengar komentar orang saat melihat sesuatu yang tiba-tiba menarik perhatiannya. Seringkali apa yang seharusnya menjadi perhatian dan fokus utama kita saat ini bergeser, dikaburkan, dikacaukan, larut dengan hal-hal yang tidak penting.

Kesulitan Menentukan Prioritas

Hidup jaman now, kita dihadapkan pada sejuta ragam pilihan. Sebut saja gadget, jika anda punya uang 1 juta rupiah maka anda akan dihadapkan dengan puluhan merek dan jenis handphone dengan harga yang sama, demikian pula jika anda punya uang 5 juta rupiah, anda pun bingung merk hp dan jenis apa yang harus anda beli. Padahal terkadang bukan itu permasalahan utamanya. Prioritas utama anda yang hidup pas-pasan adalah anda harus membeli baju seragam sekolah anak anda dari pada membelikannya hp. Anda seharusnya membayar cicilan kulkas anda dari pada termakan promo diskon hp samsung atau iphone menjadi 5 juta sehingga menambah beban utang anda.

Sulitnya menentukan prioritas ini merambah ke hampir seluruh aspek kehidupan kita. Baik tua maupun muda. Lelaki atau perempuan. Kini sulit dan sering terjebak dalam urusan menentukan Prioritas. Bahkan di dalam pekerjaan pun sering kita dapati bahwa kita sering larut mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sebenarnya sifatnya pendukung, bahkan tidak penting tetapi kita menganggapnya penting dan sebaliknya.

Jika kita lihat ke dalam lemari kita, ke rak buku kita, mungkin banyak dari baju-baju, pakaian yang kita beli itu, baik langsung maupun dengan sistem online yang ngetren saat ini yang mungkin sekali pun tidak pernah kita pakai. Kita cuma lapar mata, beli, pakai sekali, sudah, langsung dilipat dan tak pernah dipakai lagi. Demikian dengan buku, ketika beli niatnya ah bagus nih, ntar dibaca deh, mulai dibeli sampai dengan ditaroh di rak buku tidak pernah dibaca sekali pun.

Di tengah keluarga yang super sibuk, dimana suami istri bekerja, anak-anak kuliah atau sekolah, fasilitas tv kabel premium lengkap terpasang di rumah. Setiap bulan dibayar, tetapi yang nonton tidak ada. Begitulah kita.

Yang lebih miris lagi, kegagalan dalam menentukan prioritas ini juga masuk ke ruang lingkup ibadah.

Kenapa dengan ibadah? Ada yang salah? Banyak kejadian keliru saudara-saudara. Dahulu kegiatan pengajian yang kita temui murni dan fokus pada menambah ilmu agama. Tetapi kini bergeser pada gaya hidup dan fashion. Menimba ilmu agama porsinya menjadi minim. Di televisi kita lihat tayangan ceramah agama banyak, banjir hampir di setiap televisi terutama bulan ramadhan ini. Namun durasinya minim, kalah dengan promosi kain sarung, sirup dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari pun terjadi. Ibu-ibu pengajian yang lebih sibuk membuat gamis seragam, kerudung seragam, wisata religi dan sebagainya. Bahkan yang sangat disayangkan seringkali pengajian bubar, menjelang sholat fardhu masuk, misalnya waktu dzuhur atau ashar. Ketika adzan tiba, ustadnya pulang, jamaah pengajiannya pun bubar. Fokus utamanya kan harusnya di sholat berjamaah itu dong, selepas pengajian, sholat berjamaah, ilmu dapat pahala dapat. Namun fenomena gagal fokus sekarang berbeda. Pengajian bubar menjelang sholat fardhu. Ada juga pengajian dengan sholawat-sholawat, dzikir-dzikir yang panjang, namun ketika sholat tidak berjamaah, sendiri-sendiri. Bacaannya pendek dan lupa dengan tuma'ninah. Kita lupa mana yang penting mana yang sunnah. Mana prioritas mana yang pendukung.

Kembali pada Prioritas

Untuk tetap bisa Fokus memang butuh latihan. Tidak mudah bertahan pada Prioritas yang telah ditentukan. Beberapa tips untuk tetap Fokus adalah sebagai berikut:

1. Tentukan Prioritas anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun