Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memuji, Mengapresiasi itu Gampang Kok

3 Maret 2018   12:06 Diperbarui: 3 Maret 2018   12:12 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sederhana, Jika Mau

Jika kita tahu faedah atau manfaat dari memuji atau mengapresiasi, sesungguhnya maka hal tersebut mengalir dengan sendirinya tanpa keterpaksaan. Tanpa diikuti dengan mimik muka mencibir, merendahkan. Biasa saja. Tidak berat hati. Pujian itu lepas begitu saja.

Namun karena kebiasaan yang jarang itu tadi, memang dibutuhkan latihan. Tidak masalah. Orang yang tidak pernah senyum saja perlu latihan agar ia bisa menarik otot-otot pipinya untuk tersenyum. Wajah menjadi tidak kaku dan bisa kerutan. Sederhana memang, tapi untuk orang tertentu perlu latihan.

Karena sulitnya bagi kita saat ini untuk memuji orang lain, ketika pujian disampaikan seseorang, muncul perasaan negatif lain, ah kamu berlebihan, boongan ya, halah paling di depan doang di belakang dia mah menjelek-jelekkan. Nah.. Begitu lah kita karena tidak biasa. Coba biasakan dari sekarang untuk memuji. Ketika dibantah dengan perkataan, "halah.. " Langsung kuatkan dengan ungkapan "beneran, kamu hebat, kamu cantik, keren lukisannya, bagus permainanmu". Tidak masalah untuk latihan memuji atau mengapresiasi. Karena semuanya nanti akan terbiasa.

Ingat, semesta mendengarkan, alam menangkap apa yang kita sampaikan. Bunga-bunga akan semakin indah ketika kita rawat dengan pujian. Pohon-pohon akan berbuah lebat saat kita siram ditambah dengan pujian baginya. Mungkin sebagian menganggapnya gila, tidak wajar dan tidak waras. Namun lambat laun ketika anda melakukannya, anda akan merasakan manfaatnya.

Tentu tidak semua hasil karya sesorang itu maksimal, ada kelemahan disana sini. Anda pun sadar hal demikian. Namun ketika hasil kerja orang lain tidak diapresiasi, dibanding-bandingkan dengan yang lain yang lebih baik dengan tujuan untuk merendahkan, sesungguhnya yang buruk itu adalah diri kita yang tidak bisa menerima pencapaian orang lain. 

Mereka yang berbuat tetap saja melakukan yang terbaik dan terus memperbaikinya hingga lebih baik. Pujian akan berdatangan terus dan terus dari yang lain. Sementara kita tetap saja dengan kedengkian kita, tertutupnya mata hati kita untuk menerima hasil karya orang lain. Yang buruk kita, yang hebat mereka. Maka agar semua sama-sama hebat, baik, keren, mulailah memuji, mengapresiasi apa yang telah dilakukan orang lain baik untuk kita maupun untuk yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun