Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Titipan

9 Februari 2018   16:06 Diperbarui: 9 Februari 2018   16:09 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sehingga kurang tepat juga, ketika kita katakan tidak ada yang dibawa mati, kita kembali hanya membawa kain kafan pembalut tubuh. Tapi pernahkah kita lihat bahwa banyak orang-orang yang jasadnya utuh meskipun bertahun-tahun terkubur? Ketika memindahkan kuburan, kita dengar atau kita sendiri mengalaminya bahwa kuburan yang kita pikir hanya tinggal tulang belulang atau bahkan hancur tidak tersisa, ternyata setelah dibongkar eh malah utuh, sampai kain kafannya pun tidak rusak. 

Kuburan kakek saya pun mengalami demikian, ketika tsunami aceh terjadi, semua kuburan terbongkar dan tersapu tsunami, karena letaknya di tepi laut, tetapi kuburan kakek saya dan beberapa yang lain, tidak rusak, hanya terbongkar sedikit. Nah, dari kejadian itu, apakah kita tidak memahami, merenung dan berpikir, kok bisa ya. Sering kita berkata, oh mereka manusia-manusia pilihan, mereka banyak amalannya, mereka orang soleh, mereka ahli ibadah. Hanya itu? 

Pernahkah kita balik bertanya, kenapa mereka bisa terpilih? Sama halnya dengan penitipan mobil tadi, dari begitu banyak tempat penitipan, yang dipilih adalah yang amanah, ramah, baik, bersih, rapih, ada tambahan cuci mobilnya. Ya, begitulah orang-orang yang terpilih itu, sampai dikubur beratus-ratus tahun pun, jasadnya utuh. Semua berhubungan. Kalau kita katakan mereka ahli ibadah, ya ada hubungannya. Dalam islam, ketika mereka menjaga wudhu'nya, maka ia dalam keadaan suci, bersih menjaga kemaluan dan duburnya. Wudhu membersihkan tubuhnya. Jika dia rajin sholat, banyak sholat sunnahnya, berarti gerakan tubuhnya seperti orang olah raga. 

Banyak baca Quran dan Kitab Suci, terjadi gerakan di mulut, pipi dan wajah, terhindar dari pikun. Apalagi rajin puasa, jelas pencernaan dan daya tubuhnya kuat. Dengan merawat tubuh maka Tuhan senang, dan Dia akan memberikan bonus bagi kita, umur menjadi panjang, tubuh sehat, jarang sakit, hidup berkah.

Nah, dalam agama dan kepercayaan lain pun demikian, mereka memberikan penghormatan terakhir kepada jasad orang yang meninggal. Sehingga bisnis make-up jenazah pun laris. Mereka yang kaya bahkan sering melakukan hal di luar nalar kita, dikubur bersama gitarnya, harley davidsonnya, pakaian terindahnya dan sebagainya.

Kembali ke diri kita, apakah kita menganggap merawat tubuh kita, kesehatan kita, termasuk menjaga titipan atau tidak. Apakah kita ingin mendapatkan bonus dalam hidup ini dengan merawat tubuh ini? Atau kita menganggap ini bukan Titipan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun