Pemerintah kolonial Belanda pada saat itu, membutuhkan tenaga-tenaga kerja yang nantinya akan bekerja sebagai pegawai staff di pemerintahan. Oleh karena itu, pemerintah Belanda mendirikan beberapa sekolah untuk kaum pribumi, walaupun jumlahnya sangat terbatas dan hanya beberapa siswa yang memenuhi kriteria saja yang dapat menerima pendidikan disitu. Dengan didasari hal tersebut, pemerintah kolonial mendorong rakyat untuk membuka sekolah-sekolah swasta baik oleh pribumi maupun asing. Dengan adanya aturan yang dibuat tersebut, Maka muncullah sekolah-sekolah swasta milik pribumi seperti Taman Siswa, Kesatrian Institut, Perguruan rakyat, dan sekolah sekolah lainnya, juga sekolah-sekolah yang berlandaskan agama yang didirikan oleh sarekat islam dan Muhammadiyah.
Perubahan di bidang POLITIKÂ
Demi terlaksananya kesejahteraan rakyat pada masa itu, pemerintah kolonial melakukan beberapa upaya untuk mengatur kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, pemerintah kolonial menyusun dan memberlakukan pedoman hukum yang harus dilaksanakan, ditaati, diterapkan di dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu. Landasan hukum yang diberlakukan pada masa kolonial, antara lain Algemene Bepalingen van Wetgeving (Peraturan umum Perundang-undangan), Staatblad van Nederlands-Indie (Lembaran negara Hindia-Belanda), dan Burgerlijk Wetboek (Kitab undang-undang hukum perdata). Landasan hukum Belanda tersebut masih ada yang eksis pada hukum yang berjalan di Indonesia pada masa kini, meskipun ada beberapa hukum yang perlu direvisi. Pemerintah kolonial cukup baik dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan. Sistem pemerintahan yang berjalan, berdasar pada ajaran Trias Politika yang membagi kekuasaan suatu negara menjadi tiga yaitu Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif.
Respon bangsa indonesia di bidang POLITIK
Kaum-kaum terpelajar Indonesia merespon sistem politik yang diberlakukan oleh Belanda pada saat itu yaitu dengan membentuk organisasi-organisasi modern. Walaupun dasar dari organisasi-organisasi ini berbeda satu dengan yang lain, namun Tujuan utama mereka membentuk organisasi-organisasi ini adalah menginginkan Indonesia untuk merdeka. Pelopor dari organisasi yang ingin memperbaiki tata kelola pemerintahan Indonesia adalah Budi Utomo, dan lalu dilanjutkan oleh organisasi lain. Beberapa ini adalah organisasi yang aktif dalam berpolitik yaitu Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, Partai Komunis Indonesia, Partai Nasional Indonesia, Fraksi Nasional, Perhimpunan Bangsa Indonesia, Partai Indonesia Raya, dan Gabungan Politik Indonesia.
Dari artikel yang saya buat, saya dapat menarik kesimpulan dan saya mendapatkan refleksi bahwa kita patut bersyukur karena kita hidup di zaman yang modern dan kita tidak merasakan kekelaman pada masa kolonialisme dan imperialisme. Oleh sebab itu, kita patut untuk menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme dan kita harus tumbuhkan rasa cinta tanah air karena para pejuang sudah berjuang di masa lalu untuk melawan penjajah dari bangsa lain dan para pejuang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Adlani, Nabil. "Jawab Soal Sejarah Kelas 11 SMA, Dampak Positif Kebijakan Kolonial Belanda Di Bidang Ekonomi - Adjar."Â Adjar.grid.id, Sept. 2021, adjar.grid.id/read/542895013/jawab-soal-sejarah-kelas-11-sma-dampak-positif-kebijakan-kolonial-belanda-di-bidang-ekonomi?page=all. Accessed 11 Oct. 2022.
Hapsari, Ratna, and M Adil. Sejarah Indonesia. Penerbit Erlangga, Feb. 2014.
Idris, Tarmizy. "VOC Dan Dampaknya Terhadap Indonesia."Â Buletin Al-Turas, vol. 18, no. 2, 28 Aug. 2012, pp. 149--159, journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/4292/3051. Accessed 11 Oct. 2022.
Kurnia, Anwar. Sejarah 1. yudhi tira, Feb. 2014.
Supriatna, Nana. Aktif Dan Kreatif Belajar Sejarah. Grafindo Media Pratama, 22 Feb. 2017.