Bang Jenggo bertanya, "Damar... kok jam segini kamu menuju puncak?"
"Iya bang...pingin saja, tadi saat tiba saya belum sempat ke ketinggian.", jawabku.
"Lain kali kalau berjalan malam ajak saya dong jangan sendirian, demi keamanan...kalau ada apa-apa denganmu bagaimana coba ?", tanya bang Jenggo sembari memperingatkan.
"Siyap bang...maaf" , balasku.
Hmmm...bang Jenggo yang baru kukenal tadi sore, ternyata punya rasa empati dan peduli tinggi. Mengkhawatirkan saya...orang yang baru dia kenal.
Seberes kami mengayunkan kaki, menembus gelapnya malam dan sedikit cahaya bulan...kamipun sampai di ketinggian Hargo Dumilah.
Sebuah tugu penanda dan bendera Merah Putih berkibar diatasnya.
Lintang Suminar....
Sepi, sunyi, dingin namun indah diatas langit sana. Rembulan bermain diantara ribuan bintang yang berpijar menemani malam ini... selepas hujan membasuh bumi.
"Bang sepertinya kita harus membuat tenda disini ya ?" tanyaku minta pertimbangan ke Bang Jenggo.
"Iya...biar nyaman kita menikmati pemandangan malam ini." tegas Bang Jenggo.
Bergegas saya membongkar perlengkapan, dengan cekatan Bang Jenggo membantu saya memasang tenda. Matras kami gelar didalam tenda dengan hati-hati.