"Baiklah...tapi hati-hati, jangan lupa bawa senter" kata simbok.
Aku berujar, "Nggih mbok"
Malam ini aku ingin ke puncak Hargo Dumilah, dataran tertinggi di Lawu dengan ketinggian 3.265 mdpl titik andalan para pendaki.
Jam tanganku menunjukkan pukul 22.15 WIB, diluar sana hujan berhenti namun masih saja dingin terasa. Aku bergegas membawa beberapa perlengkapan dan kumasukkan tas carierku. Beberapa makanan dan tak lupa tenda kubawa, hanya untuk berjaga jaga seandainya hujan turun lagi saat aku menuju Hargo Dumilah.
Kulangkahkan kakiku diantara gumam penginap yang masih terjaga.
"Damar...kau mau kemana?", teriak seseorang diujung sana.
Kutolehkan kepala, ternyata Bang Jenggo yang masih terjaga sambil rebahan.
"Ke Hargo Dumilah bang, mau ikut?" tanyaku.
"Sebentar...aku ikut serta", teriaknya dengan bergegas membawa perlengkapan.
Kamipun beranjak dari shelter, berdua menuju luar shelter.
Gelap sedikit temaram dengan adanya bulan yang melanglang malam.
Beriringan kami berjalan menelusuri rute menuju puncak ketinggian, sesekali kaki kami terantuk kerikil di sana sini. Nyala senterku menyibak gelap diantara pelan langkah kami.