Dari masing-masing lintas instansi saling melempar saran dan usulan, yang pasti hari itu suasana cerah karena memang saling menyadari bahwa pembangunan jalan tersebut sangat strategis dan berfungsi guna. Kami sadar sebagai tenaga pelaksana harus saling bahu membahu bekerja mengemban amanat untuk esok yang lebih bersinar.
Menyusuri hutan Kalipang...
Jalan kaki adalah satu satunya cara kami menyusuri route sejauh 10 km (pulang pergi) mengingat kondisi jalan yang tidak memungkinkan.
Dengan dipandu personil dari Perhutani  Pukul 11.00 WIB kami menyusuri route, tak lupa dibeberapa titik kami plot koordinat untuk nantinya sebagai bahan peta rencana termasuk dokumentasi.
Perjalanan kami lancar, namun cuaca siang hari tidak mendukung. Hujan turun, membuat jalanan semakin sulit hingga memperlambat langkah kami. Jalanan setapak kami lintasi, tapi memang itu alur jalan yang sesuai peta milik Perhutani. Pepohonan menjulang tinggi, rintik gerimis terus menjatuhi kami...jalan naik turun namun terasa dingin di hati. Mengingatkan perjalanan perjalanan saya yang masih disanubari... puluhan tahun yang lalu.
Menyusuri hutan apapun cuacanya selalu membuat kesan yang mendalam, seperti candu...selalu ingin dan ingin lagi mengulangi perjalanan- perjalanan itu.
Tibalah kami diujung perbatasan wilayah Nganjuk, sedetik berikutnya kami berupaya menghangatkan badan dengan membakar sebatang rokok yang mulai basah terkena air hujan. Membuka bekal kami untuk sekedar membasahi kerongkongan yang dari tadi mulai mengering berbagi, selalu saja bisa dinikmati.
Beberapa menit kami berdiskusi...dengan pak Kades, personil Perhutani dan personil Pemangku kepentingan di instansi Kabupaten. Meyakinkan bahwa titik serta route yang kami lintasi tadi sudah betul. Tak lupa juga masing - masing dari kami mencatat dari berbagai sisi tentang kondisi medan yang kami lewati, tentunya kami gores di otak masing-masing  mengingat mengeluarkan kertas catatan bukan pilihan bijak saat itu.
Selepas kami berdiskusi hujan semakin lebat, hingga kami putuskan menyusuri route untuk kembali sekaligus meyakinkan lagi route.
Jalanan setapak seperti aliran sungai, tertutup air yang mengalir akibat hujan.Kaki semakin berat melangkah karena sepatu boot kami penuh juga dengan air. Dengan hati - hati kami berjalan disamping tebing mengantisipasi kondisi dan cuaca yang ada. Longsor, tergelincir, pohon tumbang adalah resiko yang harus diwaspadai. Namun tak mengurangi kebahagiaan saat itu menyusuri hutan "lagi".