Mohon tunggu...
Dirham Rizaldi
Dirham Rizaldi Mohon Tunggu... -

Selain diKompasiana, tulisan saya terdapat pula di Longlifemagz.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(Tidak) Merayakan Hari Patah Hati Nasional

17 September 2017   23:20 Diperbarui: 17 September 2017   23:32 3361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah siapa yang mulai, siapa yang mengakhiri, bagai lagu Kegagalan Cinta Bung Rhoma. Yang Jelas, tidak ada korelasinya antara lagu Rhoma, tertangkapnya Ridho Rhoma, dengan pernikahan Hamish dan Raisa.

Dua pekan kemarin, nitizen diramaikan oleh pernikahan solois cantik berbakat nan merdu suaranya, Raisa Andriana. Menikah dengan Hamish Daud, menjadikan Raisa melepas masa single-nya, memulai hidup baru menyandang peran sebagai istri. Ramainya respon dari nitizen(warga internet), entah itu dalam bentuk kekecewaan, dukungan, ataupun rasa pupusnya pengharapan, bergumul menjadi satu dalam tagar Hari Patah Hati Nasional.

Tanpa diresmikan oleh Presiden dan tencantum pula dalam kalender nasional, tampaknya Hari Patah Hati Nasional terlihat lebih heboh dari Hari Kartini yang benar-benar terlihat merahnya. Walau Cuma heboh didunia maya, yang jelas-jelas belum mengalahkan hebohnya Win Cycle sepeda gunung primadona anak 90-an, yang kian kesini sudah tidak pantas disebut anak lagi.

Sebenarnya Hari Patah Hati Nasional dibedakan menjadi dua bagian. Jilid pertama, saat berlangsungnya hari tunangan, dideklarasikan sebagai Hari Patah Hati Nasional Jilid pertama, tanggal 21 Mei 2017. Dan hari pernikahan yang masuk dalam Hari Patah Hati Nasional Jilid dua, tanggal 3 September 2017. Namun diantaranya terdapat kesamaan. Sama-sama menarik perhatian, juga sama-sama dibicarakan oleh banyak orang.

Selayaknya manunia yang berpasang-pasangan, terkhusus bagi agama Islam menikah adalah penyempurnaan setengah agama. Begitupun yang dilakukan oleh Hamish dan Raisa. Menjauhkan diri dari jinah, menikah, beranak pinak, dan berkeluarga. Namun kadang, justru direspon kurang semestinya yang tak berguna dan acapkali berlebihan. Padahal sesuatu yang berlebihan akan jadi overload.

Berbeda antusias masyarakat terkhusus nitizen menanggapi pernikahan Raisa dengan Hamish. Diantaranya oleh sebagian generasi Y (masa transisi para anak-anak kelahiran 80an sampai 2000, yang mulai melek teknologi-gudget) maupun para generasi Z (anak-anak generasi 2000 keatas, yang masih pada bibit, baru tumbuh bulu, pengkonsumsi teknologi-gudget era baru). Merekalah warga tetap dunia maya, yang membanjiri respon diberbagai platform media sosial dengan berbagai bentuk ekspresi.

Banyak ragam, banyak media yang mewadahinya. Di Twitter ramai dengan tagar Hari Patah Hati Nasional yang sempat bertengger menjadi tranding topic. Banyaknya tweet dari para pengguna akun twitter dapat pula ditemukan. Mulai dari memberi dukungan, ada yang kecewa, sampai men-tweet mengungkapan rasa penuh pengharapan bertepuk sebelah tangan.

"Pacaran sama Keenan, duet sama Afgan, lamaran sama Hamish. Orang cantik mah bebas! #HariPatahHatiNasional" tulis akun @hyldahelida. Atau yang ini, "Siraman sore dulu, siapa tau abis siraman besok nikah ama Raisa" ujar akun @Reezky11.

Tak mau kalah dengan Twitter, Warga Instagram pun turut pula bereaksi. Ekspresi lebih variatif lagi, selain comment, Hari Patah Hati Nasional pula dilampiaskan dalam post feed di Instagram, maupun Insta Story. Bentuknya, banyak pula variasinya. Ada yang bentuk Meme, ada pula yang merekam aktivitasnya dikamar dengan backsound lagu Raisa-UsaiDi Sini. Tentunya dengan Raut ekspresi penuh duka, ditambah tagar plus capslock bold Hari Patah Hati Nasional.

Kegaulan tingkat tinggi dalam tajuk Hari Patah Hati Nasional, membuat seolah-olah anda kehilangan jodoh yang sudah ditakdirkan Tuhan. Astaga, wanita masih banyak, laki-laki lain juga sama banyaknya. Kejar dan cintailah yang ada, tentunya yang benar-benar realistis. Hamish, Raisa menikah bukanlah akhir dunia, bila kata berlebihan yang kalian inginkan. Mulailah berbenah diri jadi yang terbaik, selain kenyamanan, kesempurnaan, cinta. Siapkan pula materi yang banyak. Karena mau bagaimana juga biaya untuk menikah tidaklah murah terlebih beli rumah untuk tempat menetap. Kenapa saya jadi terkesan seperti sang salam super yang sudah kurang super.

Memang benar adanya bila Hamish dan Raisa menikah, maka populasi gender antara laki-laki, terkhusus wanita Indonesia berkurang. Tapi ini yang lebih penting untuk diwaspadai, berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015 tertera dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326 juta jiwa, terdapat rasio gender 101 laki-laki dengan 100 wanita. Berarti dari 100 wanita di Indonesia terdapat 101 laki-laki, yang secara logikanya ada satu laki-laki dari sekian jumlah presentasi wanita yang tidak dapat pasangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun