Mohon tunggu...
Dirga N
Dirga N Mohon Tunggu... Wiraswasta - Traveller, Bali, Indonesia

Hobby jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pura Batu Belah Tempat Batu Lamben yang Jadi Pemantik Perang Tulamben

31 Oktober 2021   11:29 Diperbarui: 31 Oktober 2021   11:38 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wong perahu mendapatkan 7 buah cili emas  serta emas dan intan yang tidak ternilai harganya. Wong perahu mengetahui Ki Pasek Tulamben melarikan diri dan mengetahui benda benda berharga lainnya milik desa tulamben sudah dilarikan sebelumnya maka wong perahu menguliti dan menggantung orang-orang tulamben sehingga suasana mencekam.

Kemudian wong perahu mulai membakar desa disekitarnya seperti Batudawa, Muntig, Tegelanglangan, Bunutempak, Culik, Datah, laklak, Tebu, Juntal, Bonyoh, Baturinggit, Kubu. Sementara penduduk desa tulamben yang masih hidup sangat ketakutan dan melarikan diri meninggalkan desa tulamben mengungsi ke berbagai arah. Wong perahu berhasil menawan beberapa anak  ( sekitar 10-15 ) yang dijadikan budak yang kemudian hari dijual kepada VOC di bugis ( makasar ). Dan salah satu anak tersebut adalah anak dari Ki Pasek Tulamben yang bernama Surowiroaji ( Untung Surapati ). Anak-anak ini oleh VOC diboyong ke Batavia.

Di kemudian hari anak-anak ini membentuk pasukan melawan VOC dengan Untung Surapati sebagai pemimpinnya, yang terkenal dengan pasukan / laskar Untung Surapati dengan ciri khas ber-udeng putih.

Nah, Kisah Perang Tulamben inilah yang dilestarikan di Banjar Adat Merita dan dapat dilihat saat diadakan piodalan ngusaba dangsil ataupun Ngusaba Ayu dan detil kisahnya bisa disaksikan berupa simbol-simbol yang menjadi rentetan dari penyelenggaraa aci / piodal berupa Pesraman, Tari Rejang lilit, Sabungan Ayam yang menggunakan buah nanas, Presi, dan atraksi perang-perangan antara krama banjar melawan Sedahan, dimana Krama Banjar bersenjatakan nasi, tumpeng dan buah-buahan sedangkan Sedahan bersenjatakan Alu dan buah kelapa.

Replika dari kapal wong perahu bisa dilihat di penataran Pura Puseh Banjar Adat Merita. Dan benda-benda berharga dari desa tulamben masih tersimpan di Pura Pasek Padang Subadra di Banjar Adat Merita berupa: Raja Purana, Keris dan Tombak.

Note: Penulis mengharapkan kritik dan masukan dari pembaca yang budiman bilamana ada kekeliruan di kolom komentar. Terima kasih.

Pura Batu Belah (Dokpri)
Pura Batu Belah (Dokpri)

Pura Batu Belah (Dokpri)
Pura Batu Belah (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun