Mohon tunggu...
Dircillah As
Dircillah As Mohon Tunggu... -

jangan takut dihina tapi takutlah jika anda tak berani menunjukkan kreativitas/karya andasendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasih dan Perhatian Seorang Ibu

6 Desember 2011   15:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:45 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

rasanya hancur hati,remuk jantung,dan langit seakan-akan menimpaku.ternyata,orang selama ini kuanggap selalu mempercayaiku masih mempercayai omongan orang yang mencoba menjelek-jelekkan anaknya tanpa ada bukti.

"jadi mama lebih percaya orang daripada sama anak sendiri?"tanyaku dengan nada sedih.

"iya.."kata mamaku sambil menampar pipiku.

aku tak bisa mengeluarkan airmata.pedihku tersimpan didalam hatiku bukan karena mamaku menamparku melainkan karna mamaku sudah gk percaya lagi sama anaknya sendiri.

tanpa bisa berkata dan tak sanggup lagi menyakinkan mamaku karna telah lemas .lalu, aku pergi begitu saja tanpa menghiraukan teriakkan mamaku yang memanggilku berkali-kali.aku langsung masuk ke kamar dan mencoba menahan perih yang diberikan oleh mama.tak pernah kurasakan seperih ini begitu sakit tapi aku tak bisa tuangkan ini ke airmata sehingga membuatku semakin pedih.

kudengar teriakkan mama yang terus memanggilku dengan nada emosi tapi aku hiraukan.lalu,tiba terdengar suara dari mulut mama "keluar saja kau dari rumah ini,sekarang juga...?".

lalu,aku keluar dari kamarku dan berkata "jika memang terbukti aku melakukan apa yang mama bilang dari orang yang mama percayai tersebut maka,aku siap angkat kaki dari rumah ini "dengan tatapan tajam.

mamaku hanya terdiam tak mampu menunjukkan bukti atau hanya berpikir bahwa anaknya yang selama ini pendiam ternyata bisa juga marah.

"tak bisakan ...jika aku tahu orang maka aku akan mencaci makinya di depan mata mama".sambungku lagi

lalu aku pergi ke kamar dan mencoba lagi menghilangkan rasa sakit hati tadi.

matahari terbenam bulan muncul diiringi dengan bintang-bintang kecil. aku masih di kamar tak keluar-keluar untuk makan saja tak selera dan badmood untuk melakukkan aktivitas.tiba-tiba,terdengar suara ketukan dari luar pintu kamarku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun